Menu

Mode Gelap
Pemda Simeulue Resmi Aktifkan Jabatan Dua Pejabat Sebanyak 34 tahanan dari Gaza utara dibebaskan dengan tanda penyiksaan Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Alami Kecelakaan Kerja di Malaysia, Haji Uma Bersama PPAM dan BP3MI Aceh Fasilitasi Pemulangan Warga Bireuen Wali Nanggroe Beri Gelar Kehormatan kepada Pemerintah Federasi Rusia dan Provinsi Tatarstan

METROPOLIS · 1 Nov 2024 19:21 WIB ·

Penyuluh Pertanian BPP Simpang Tiga Aceh Besar Terjun Langsung Tanam Perdana Padi pada MT Rendeng Tahun 2024


 Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya. Perbesar

Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya.

JANTHO – Musim Tanam (MT) Rendeng atau MT II Tahun 2024 di Kecamatan Simpang Tiga telah dimulai sejak Rabu, 30 Oktober 2024.

Kawasan persawahan Blang Pinto Paya di Gampong Batee Lintueng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar menjadi wilayah pertama yang menggelar penanaman padi perdana, dibina oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simpang Tiga dari Dinas Pertanian Aceh Besar.

Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya. Marlina memiliki tiga desa binaan di Kecamatan Simpang Tiga, yaitu Desa Batee Lintueng, Desa Nya, dan Desa Krueng Mak.

“Karena sudah memasuki jadwal tanam padi, kegiatan di lapangan penuh. Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Pertanian Aceh Besar, terutama pada Bidang Penyuluhan, yang memberikan kesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani pada hari perdana tanam padi ini. Kami mendapatkan dua materi penting yaitu Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” ujar Marlina di Batee Lintueng.

PUTS bertujuan membekali PPL dan petani untuk mengukur kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta pH tanah di sawah. Dengan perangkat ini, penyuluh dapat merekomendasikan dosis pupuk yang tepat bagi petani setiap musim tanam.

“Dengan PUTS, kita dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk di sawah. Dosis yang tepat akan meningkatkan hasil panen, sekaligus menghindari penggunaan pupuk berlebihan. Contohnya, di Desa Batee Lintueng, penggunaan pupuk Urea yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan padi karena kondisi tanahnya yang asam akibat tergenang air terus-menerus,” jelas Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga.

Di kawasan Blang Pinto Paya yang tanahnya bersifat asam, Khaidir menyarankan penggunaan kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah. Selain itu, petani dianjurkan memakai abu sisa pembakaran di tempat persemaian untuk mencegah hama, pupuk organik magnesium Indapuri dari awal pengolahan tanah hingga sebelum tanam, serta pestisida nabati dalam pengelolaan OPT.

Penggunaan pestisida kimia tetap diperbolehkan, namun hanya jika serangan OPT melampaui ambang batas. Semua ini dilakukan di bawah pengawasan petugas dengan mengedepankan prinsip pertanian berkelanjutan (Agriculture Sustainable).(ra)

 

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Roadshow Hari Ibu, TP PKK Aceh Besar Kunjungi Makam Malahayati

7 December 2024 - 19:35 WIB

Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh Ajak Para Nakes Kuasai Isu dan Perkembangan Dunia Kesehatan Anak

7 December 2024 - 08:15 WIB

Wartawan Harian Rakyat Aceh Raih Juara 1 Nasional

6 December 2024 - 22:39 WIB

Ditsamapta Polda Aceh Gelar Jumat Berkah

6 December 2024 - 19:37 WIB

Merajut Kedamaian Pasca Pilkada, Wujudkan Harapan Bersama

6 December 2024 - 17:04 WIB

Alami Kecelakaan Kerja di Malaysia, Haji Uma Bersama PPAM dan BP3MI Aceh Fasilitasi Pemulangan Warga Bireuen

6 December 2024 - 11:17 WIB

Trending di KHAZANAH