RAKYAT ACEH I MEULABOH – Komisi Independen Pemilihan Aceh Barat menggelar debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Aceh Barat pemilihan Tahun 2024, di aula Dinas Pendidikan, Gampong Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Sabtu (9/11/2024).
Kabupaten Aceh Barat terdapat dua pasangan calon (Paslon) bupati dan calon wakil bupati di Pilkada 2024. Nomor urut 1, Tarmizi SP – Said Fadheil SH (Tarsa) dan nomor urut 2, H Kamaruddin SE – Adi Ariyadi SE (Hakam-Ayi)
Sebanyak 144 ribu masyarakat Aceh Barat masuk sebagai daftar pemilih tetap dan bakal memberikan hak pilihnya pada Rabu (27/11/2024) mendatang.
Calon Bupati Aceh Barat H. Kamaruddin SE yang akrab disapa Hakam, dalam penyampaian visi dan misinya, menyatakan akan mewujudkan Aceh Barat yang harmonis, agamis, kompetitif, amanah, dan mandiri.
Dengan cara mendidik masyarakat beriman bertaqwa, beradab, berakhlak mulia berlandaskan syariat Islam. Senantiasa menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat yang beradab dan berbudaya.
“Terutama meningkatkan sumber daya manusia handal, pendidikan, berwawasan, kompetitif dan sehat,” ucap Hakam.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan profesional, akuntabel, kolaboratif, partisipatif, inovatif, responsif, dan berkeadilan. Juga memperkuat kemandirian sistem perekonomian masyarakat dan peningkatan PAD yang berhasil dengan keunggulan daerah.
Saat menjawab pertanyaan panelis, tentang strategi Hakam mengatasi pendapatan Baitul Mal Aceh Barat yang tidak mencapai target setiap tahunnya, ia menjawab seluruh karyawan perusahaan di kabupaten Aceh Barat bakal didorong untuk membayar zakat ke Baitul Mal, kebijakan ini bakal dikuatkan dengan peraturan bupati atau Perbub.
Kembali Hakam menjawab pertanyaan panelis, tentang strategi apa yang dijalankan dalam layanan informasi publik, Ia mengaku bakal mensosialisasikan keterbukaan informasi publik kepada ASN, dan segala informasi akan disampaikan melalui aplikasi agar lebih mudah di akses tingkat kecamatan dan desa.
Namun disesi closing statement atau pertanyaan penutup Hakam-Ayi, Paslon nomor urut 2 ini, menjelaskan sumber alam Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi besar untuk memakmurkan masyarakatnya. Melalui debat tersebut, masyarakat dapat melihat siapa yang lebih layak menjadi pemimpin.
“Adinda Tarmizi saya akui cerdas dan pandai beretorika, kata-katanya mampu menyakinkan rakyat,” pengakuan Hakam terhadap Tarmizi.
Namun Hakam menilai, rivalnya masih gagal memimpin, karena di tangannya Partai Aceh Kabupaten Aceh Barat turun suaranya dan turun jumlah kursi di lembaga dewan.
Hakam menilai rivalnya masih tidak mampu menjalankan pendekatan politik dengan partai lain di lembaga dewan, sebagai bukti pada alat perlengkapan dewan (AKD) DPRK Aceh Barat, tidak satupun Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris komisi mampu diperoleh oleh partai Aceh.
“Bagaimana mau memimpin rakyat Aceh Barat yang lebih ramai dengan tuntutannya. Juga sangat kuat tekanan politik dimasa depan,” ucap Hakam mengungkapkan keraguan nya.
Ketua KIP Aceh Barat Cici Darmayanti, mengatakan debat publik paslon merupakan salah satu kampanye yang sengaja difasilitasi KIP, sesuai aturan yang berlaku.
Debat ini disaksikan oleh masyarakat luas sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat pasangan calon dengan visi-misinya dan programnya.
Debat juga menguji kualitas kepemimpinan para calon dalam memahami permasalahan dan strategi realistis utk menyelesaikan masalah sistematis dan terencana.
Debat pilkada bukan hanya sebatas pertarungan kata-kata, tapi memiliki makna lebih dalam bagi Pemilih, bukan tentang siapa yang lebih fasih berbicara, tapi melihat solusi kongkrit yang ditawarkan bagi masyarakat.
Dalam proses pilkada, Pemilih tidak hanya membutuhkan informasi tentang calon, namun pemilih juga harus melihat bagaimana calon merespon isu strategis yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Debat publik merupakan upaya pendidikan politik untuk meningkatkan pengetahuan politik masyarakat agar dapat aktif berpartisipatif dalam pesta demokrasi.
“Debat publik ini, pemilihan harus catat dan menyimak visi-misi yang ditawarkan, sehingga masyarakat dapat tereduksi dalam memberikan hak pilihnya,” kata Cici.
Silakan pilih pemimpin sesuai hati nurani masing-masing, satu suara menentukan masa depan Aceh Barat.(den)