BANDA ACEH – “Memantapkan system pertahanan keamanan Negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energy, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru”. Itulah salat satu poin yang kedua dari Misi Asta Cita Presiden Prabowo, setelah poin pertama yaitu Memperkokoh Ideologi Pancasila, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Untuk mencapai target ini, pemerintah telah menyusun anggaran ketahanan pangan, dan diperkirakan akan menginvestasikan 139,4 triliun rupiah pada tahun 2025 untuk membantu mencapai misi ambisius ini.
Tiongkok menjadi kiblat Indonesia dalam melihat keberhasilan Negera China dalam mencapai kemandirian pangan untuk Rp 1,4 miliar penduduknya.
Seperti yang kita ketahui, Presiden Prabowo pun melakukan lawakan pertamanya keluar negeri dengan mengunjungi Negeri Tiongkok.
Rangkaian kunjungan kenegaraan di China pada Sabtu (9/11/2024) dengan agenda pertemuan bersama Presiden Xi Jinping, Li Qiang Perdana Menteri dan Zhao Leii Ketua Kongres Rakyat Tiongkok. Tiongkok adalah negera utama penghasil pangan terbesar didunia, Hal ini menandakan bahwa kerja sama di bidang ketahanan pangan akan menjadi highlight baru dalam kerja sama bilateral Tiongkok-Indonesia.
Dalam mendukung Asta Cita Prabowo-Gibran, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simpang Tiga Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar terus mengawal pelaksanaan percepatan tanam padi sawah di Kecamatan Simpang Tiga.
“Kita terus bersama-sama petani melaksanakan apa yang telah menjadi cita-cita Presidien Prabowo untuk mewujudkan ketahanan pangan secepat-cepatnya, kita terus kita kawal, petani kita pun sangat mandiri, ketika air dalam saluran irigasi Krueng Jreu Indrapuri tidak ada, petani langsung melakukan pompanisasi secara swadaya,” ungkap Khaidir, Koordinator BPP simpang Tiga.
“Dalam Wilayah Kerja BPP Simpang Tiga ada 18 Desa dengan luas lahan 575 hektar sawah. Untuk Varetas padi yang sering petani gunakan ada jenis, IR 64, Inpari 30, 32, 40 dan 44, ada juga Varietas Cantik Manis, Mekongga serat Ciherang yang sudah sangat beradaptasi dengan linkungan sawah di Kecamatan Simpang Tiga”. Tambah Khaidir.
Hal senada juga disampaikan oleh Petani Krueng Mak Kecamatan Simpang Aceh Besar, Nasrul. “Kita tidak berharap seratus persen atas ketersedian air didalam saluran irigasi, jadi kita langsung mainkan pompa air, sebelum sawah kering dan retak, kita langsung naikan air melalui mesin pompa,” jelas Nasrul.
”Kita berharap kepada Pemerintah baik di daerah maupun Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian agar dapat membantu petani kita untuk mendapatkan mesin pompa air ukuran 3 inci agar percepatan tanam dan ketahanan pangan ini bisa terwujud”. Harap Sekretaris Desa Ateuk Lamphang.(ra)
