HARIANRAKYATACEH.COM – Pakar keselamatan berkendara sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menanggapi kecelakaan yang kembali terjadi di ruas Tol Cipularang Bandung arah Tol Jakarta-Cikampek yang terjadi pada Senin (11/11).
Sony menilai, kecelakaan tersebut, yang terjadi secara beruntun, disebabkan oleh truk yang melaju kencang dan menabrak sejumlah mobil yang sedang berhenti karena kepadatan arus, sudah semestinya diperketat aturan batas kecepatannya.
Sony menilai, rute tersebut memang kerap dilewati kendaraan besar seperti bus dan truk yang melaju dengan kecepatan tinggi. Padahal daerah tersebut terdapat lajur menurun dan berbelok disertai dengan adanya celah bukit yang juga menambah bahaya berkendara.
“Berulang kali terjadi kecelakaan akibat kendaraan besar yg rata-rata hilang kendali akibat rem blong. Menurut pendapat saya, sudah saatnya aturan kecepatan di rute tersebut khususnya Bandung arah Jakarta dibatasi, terutama bus dan truk yang overspeed,” kata Sony dihubungi JawaPos.com
Alasan lainnya kenapa aturan batas kecepatan perlu diperketat lagi adalah, adanya celah perbukitan di daerah ruas Tol tersebut. Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara jika tidak waspada.
“Belum lagi dilokasi tersebut banyak crosswind (angin samping) dari arah pegunungan. Crosswind ini membuat kendaraan mudah hilang keseimbangan, turunan yang panjang dan cuaca yang tidak menentu juga (menanbah faktor bahaya),” Sony menegaskan.
Selain aturan batas kecepatan yang perlu diperketat, Sony juga mengimbau untuk siapa saja yang melintasi rute tersebut untuk sama-sama mawas diri. Mengemudi sewajarnya dan tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
“Kalau berharap dari para pengemudi susah ya, emosi & egonya tinggi untuk berlomba sampai pertigaan Cikampek arah Jakarta. Disini pentingnya kemampuan mengontrol diri utk dapat berfikir sehat dalam mengambil keputusan yang benar, terutama kemampuan melihat resiko bahaya dan menentukan kecepatan ideal sesuai aturan lalu lintas,” tegas Sony.
Untuk penyelenggara layanan jalan Tol dalam hal ini Jasa Marga, Sony juga menilai perlu ditambah marka pengingat batas kecepatan dan speed bump. Sehingga, pengguna jalan tidak terlena menginjak pedal gas.
“Rambu-rambu pengingat mungkin sudah cukup. Tapi mungkin harus ditambah marka reducing speed dan speed bump,” tandas Sony. (*)
Pause
Editor: Dinarsa Kurniawan