Menu

Mode Gelap
KIP Resmi Tetapkan Mualem-Dek Fadh Sebagai Pemenang Pilgub Aceh 2024 Memprihatinkan, Siswa Berprestasi di Bireuen Masih Tinggal di Gubuk Reyot Mantan Menhan Korsel ditangkap Terkait Deklarasi Darurat Militer Uni Eropa Pantau Ketat Perkembangan di Suriah Pemda Simeulue Resmi Aktifkan Jabatan Dua Pejabat

OPINI · 18 Nov 2024 06:08 WIB ·

Mengapa Harus TARSA?


 Tgk Mustafa Husen Woyla,Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh Perbesar

Tgk Mustafa Husen Woyla,Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh

Oleh: Mustafa Husen Woyla*

Di tengah hiruk-pikuk Pilkada Aceh Barat 2024, pasangan calon bupati dan wakil bupati Tarmizi, SP., MM. dan Said Fadheil, SH., atau lebih dikenal dengan sebutan Tarsa, muncul dengan tawaran yang membumi dan menjanjikan perubahan nyata. Pasangan ini tidak hanya membawa visi pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan syariat Islam, tetapi juga memiliki rekam jejak dan strategi yang menunjukkan keseriusan untuk membawa Aceh Barat ke arah yang lebih baik.

Tarmizi dan Said Fadheil bukanlah sosok asing dalam dunia politik dan pembangunan. Tarmizi, seorang magister manajemen dengan latar belakang pertanian, telah menunjukkan dedikasinya melalui berbagai posisi strategis di Partai Aceh dan lembaga legislatif. Begitu pula dengan Said Fadheil, seorang sarjana hukum dan pengusaha sukses, yang aktif dalam organisasi kepemudaan dan ekonomi. Kombinasi antara pengalaman politik, kepemimpinan, dan manajemen keduanya adalah modal penting untuk mengelola kabupaten sebesar Aceh Barat. Dalam dunia yang semakin kompleks, rekam jejak itu menjadi lebih dari sekadar formalitas. Ia adalah bukti nyata bahwa pasangan ini mampu menjalankan misi besar mereka, mulai dari transformasi sosial-ekonomi hingga pelestarian budaya Aceh. Bukan sekadar janji manis, tetapi visi yang didukung oleh kompetensi dan pengalaman yang relevan.

Ketika sebagian pasangan calon menawarkan program yang “cet langet” alias mimpi di awang-awang, Tarmizi dan Said Fadheil hadir dengan 100 program kerja yang dirancang dengan matang. Program-program ini telah disinkronkan dengan kebutuhan masyarakat, regulasi, dan kondisi keuangan daerah.

Dari jumlah tersebut, hanya dua yang membutuhkan dukungan dari APBN, yakni irigasi Lhok Guci dan kolam retensi Meulaboh. Selebihnya, adalah program yang realistis dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa Tarmizi-Said memahami esensi pembangunan: bukan tentang membuat janji spektakuler, tetapi tentang menyelesaikan masalah masyarakat dengan cara yang terukur dan dapat dilaksanakan. Gebrakan nyata ini menjadi pembeda utama mereka dari calon lainnya.

Tarmizi-Said juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari ulama karismatik, mahasiswa, santri, hingga profesional lintas sektor. Dukungan ini bukan hanya sebuah simbol, tetapi cerminan bahwa pasangan ini dipercaya mampu mewakili berbagai kepentingan masyarakat Aceh Barat.

Dalam konteks politik lokal, mendapatkan kepercayaan lintas generasi dan profesi adalah indikasi kuat bahwa visi dan misi mereka relevan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, keterlibatan partai-partai besar seperti PAN, Partai Aceh, Gerindra, Demokrat, dan PKS memberikan landasan politik yang kuat. Dukungan ini memastikan bahwa program-program yang mereka usung memiliki peluang besar untuk direalisasikan, karena mendapatkan dukungan legislatif yang memadai.

Visi Tarmizi-Said untuk mewujudkan Aceh Barat maju berlandaskan syariat Islam bukanlah sekadar jargon politik. Nilai-nilai syariat tidak hanya diterjemahkan dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan pelestarian lingkungan. Dalam konteks Aceh, pendekatan ini sangat relevan karena menyentuh dimensi kehidupan masyarakat secara holistik. Salah satu misi utama mereka adalah optimalisasi sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ketahanan bencana. Ini adalah langkah yang sangat strategis, mengingat Aceh Barat memiliki potensi alam yang melimpah, tetapi juga rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan gempa bumi. Pendekatan ini memastikan bahwa pembangunan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan.

Debat perdana pasangan calon bupati dan wakil bupati pada 9 November 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat Aceh Barat untuk menilai program-program yang ditawarkan. Ini bukan hanya tentang siapa yang paling retorik, tetapi siapa yang mampu menunjukkan solusi nyata untuk berbagai tantangan yang dihadapi kabupaten ini. Tarmizi-Said telah menunjukkan langkah awal yang kuat dengan sinkronisasi program kerja mereka di Kantor Bappeda Aceh Barat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa mereka serius dan memahami seluk-beluk administrasi pemerintahan. Kita berharap, dalam debat nanti, pasangan ini mampu memberikan gambaran yang lebih detail tentang bagaimana visi mereka diterjemahkan menjadi aksi nyata.

Pilihan kita pada Pilkada kali ini bukan hanya menentukan siapa yang memimpin Aceh Barat, tetapi juga menentukan arah masa depan kabupaten ini. Tarmizi-Said adalah representasi dari kepemimpinan yang berpengalaman, program yang realistis, dan komitmen terhadap nilai-nilai syariat Islam.

Mereka bukan sekadar pemimpi, tetapi pemimpin yang siap bekerja untuk masyarakat. Aceh Barat membutuhkan pemimpin yang tidak hanya bicara, tetapi juga bertindak. Dalam pasangan Tarmizi-Said, kita melihat harapan untuk perubahan nyata. Kini, keputusan ada di tangan kita: memilih gebrakan nyata atau tetap terjebak dalam janji-janji kosong. Pilihlah dengan bijak, pilihlah untuk masa depan.

*Penulis adalah anggota PB HUDA Aceh, Dewan Penasehat MABAB Aceh Barat

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Surat Terbuka Santri Kepada Abati Tercinta: Kami Sayang Abati, Pulanglah..!

1 November 2024 - 23:09 WIB

Tgk Umar Rafsanjani Penyelamat Pendidikan Santri Yatim dan Dhu’afa di Aceh

26 September 2024 - 21:25 WIB

Membangun Kualitas Generasi Emas

13 September 2024 - 15:16 WIB

Mencari Pengganti Tusop di Pilkada Aceh

10 September 2024 - 13:24 WIB

PILKADA ACEH; DALAM DISKURSUS “PENGUASA” YANG “ALIM”

5 September 2024 - 15:08 WIB

Pilkada Aceh, Granat dan Pertaruhan Keamanan PON Aceh – Sumut

3 September 2024 - 06:17 WIB

Trending di OPINI