RAKYAT ACEH | KUTACANE – Puluhan mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) mengikuti dengan antusias seminar literasi yang digelar Perpustakaan Induk UGL pada Kamis, 14 November 2024, di aula serbaguna kampus setempat yang terletak di Bambel, Kabupaten Aceh Tenggara.
Berdasarkan rilis, Senin, 18 November 2024, seminar bertema membangun wacana bermutu dengan mengukuhkan literasi negeri, lesson learned dari Ruman Aceh, itu diisi oleh pendiri dan pembina Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh, Ahmad Arif.
“Kita hadirkan pegiat literasi dari Ibukota Provinsi Aceh yang memiliki karya nyata secara continue sejak 2013 lalu agar mahasiwa bisa belajar langsung dari praktik baik Ruman Aceh. Semoga kemitraan ini bisa berkelanjutan,” ujar Saddam Hasrul SPd I MHum, Wakil Rektor II UGL, mewakili Rektor sekaligus membuka kegiatan tersebut.
Sementara itu, Ahmad Arif, di hadapan civitas akademika kampus bagian Tenggara Aceh mengungkapkan bahwa secara makro Indonesia sudah terlalu dalam terperosok menghabiskan energi dan masa untuk membahas masalah yang tidak bermutu, skandal politik yang tiada berujung.
“Sangat ironi sekali bahwa mayoritas penduduk bangsa besar ini dikondisikan selalu dalam kebodohan dan kefakiran. Yang selalu dibahas adalah soal sejengkal perut, sedangkan nalar rasional sengaja diabaikan. Karenanya tak heran bila kemampuan literasi anak negeri masih jauh panggang dari api,” kata Arif.
Menukil dari Yudi Latif PhD, Arif melanjutkan, pengkondisian tersebut membuat kita terperangkap dalam labirin kegelapan dan ketakberdayaan tanpa jalan keluar. Sebaliknya, justru memberi kenyamanan pada elemen-elemen kegelapan untuk sesuka hati memainkan perannya di panggung politik demi mempertahankan status quo.
“Jika ingin keluar dari lorong gelap, kita harus bisa merambah trase baru dengan menyalakan tanda dan wacana baru. Perjuangan apapun harus dimulai dengan memancangkan tanda baru, wacana alternatif. Karenanya, kami mendorong mahasiswa UGL untuk memprioritaskan wacana bermutu dalam setiap gerak,” tutur Arif.
Hadiahkan Buku
Materi yang diiringi bukti karya nyata Ruman Aceh berhasil memantik para mahasiswa untuk bertanya. Mengapresiasi hal tersebut, Arif menghadiahkan buku tokoh-tokoh yang mencengangkanku volume 2, kepada empat penanya yang datang dari beragam program studi.
“Buku ini merangkum perjalanan 5 tahun pertama dari total 11 tahun khidmah Ruman Aceh kini. Dimulai dari ide dan prinsip dasar serta proses perjalanan hingga tantangan yang menghadang. Pesannya dua, eksistensi diri berbanding lurus dengan kontribusi dan konsistensi melahirkan apresiasi,” imbuhnya.
Pendiri Ruman Aceh juga menghadiahkan buku tersebut kepada Rektor UGL, Dr Indra Utama MPd, yang didampingi Wakil Rektor II, Saddam Hasrul SPd I MHum. (ril/hra)