RAKYAT ACEH | SIGLI – Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Prof. Wildan, secara resmi membuka acara Workshop Kriya Seni yang dilaksanakan di MAN 1 Pidie (18/11). Workshop ini diikuti oleh 60 peserta perwakilan sekolah menengah atas dari seluruh Kabupaten Pidie, serta satu perwakilan dari MAN 1 Pidie. Acara ini bertujuan memberikan pelatihan kepada siswa untuk meningkatkan soft skill sekaligus memperkenalkan dunia seni kriya sebagai pengetahuan tambahan yang dapat menunjang masa depan.
Kepala MAN 1 Pidie, Muhammad Thaifuri, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada tim ISBI Aceh. “Kami menyambut baik kehadiran ISBI Aceh di MAN 1 Pidie. Semoga ISBI dapat memberikan warna baru di sekolah kami, terutama dalam pendidikan seni dan budaya. Kami juga berharap mendapatkan pendampingan untuk mempersiapkan siswa kami dalam ajang-ajang seperti FLS2N,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Muhammad Thaifuri berharap seluruh peserta workshop dapat memanfaatkan acara ini dengan baik. Ia juga mengharapkan ISBI Aceh menjadi salah satu pilihan utama siswa MAN 1 Pidie untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang seni.
Senada dengan itu, Kepala Cabang Dinas Wilayah Pidie dan Pidie Jaya, Razali Yusuf, turut menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan workshop tersebut. “Kolaborasi seperti ini sangat luar biasa. Acara ini menghadirkan perwakilan dari berbagai sekolah di Pidie. Kami berharap ISBI Aceh terus mendampingi perkembangan seni dan budaya di wilayah kami, terutama bidang kriya yang telah mengharumkan nama Pidie di tingkat nasional,” ujarnya.
Razali juga menambahkan bahwa seni kriya memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, khususnya di Pidie. “Meski hanya satu hari, manfaatkan workshop ini untuk memperkuat peran seni kriya Pidie di kancah nasional,” imbuhnya.
Dalam acara pembukaan, Prof. Wildan memperkenalkan para dosen ISBI Aceh yang hadir untuk memberikan materi. Mereka adalah Fauziana Izzati (Kaprodi Kriya), Sartika Br Sembiring, Ichsan, Muh. Hamzah, dan Aris Munandar. Prof. Wildan menekankan pentingnya seni kriya di Aceh, khususnya dalam memenuhi kebutuhan lokal seperti kaligrafi masjid yang selama ini banyak didatangkan dari luar daerah.
“ISBI Aceh adalah satu-satunya kampus seni di Aceh dan merupakan bagian dari sembilan perguruan tinggi seni di Indonesia. Kami berharap siswa-siswi memanfaatkan peluang ini untuk belajar seni kriya dan mengambil peran besar dalam pengembangan budaya di Aceh,” ungkap Prof. Wildan.
Workshop Kriya Seni ini juga menjadi ajang bagi ISBI Aceh untuk lebih dekat dengan calon mahasiswa. “Kami menunggu kehadiran adik-adik di ISBI Aceh. Jadikan kampus kami sebagai pilihan utama untuk mengembangkan bakat dan potensi seni,” tutup Rektor ISBI Aceh.
Acara ini tidak hanya menjadi wadah pelatihan, tetapi juga langkah nyata dalam memperkuat hubungan antara dunia pendidikan menengah dan perguruan tinggi seni di Aceh. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan seni kriya Aceh semakin berkembang dan membawa kebanggaan bagi daerah.