SABANG – Teknologi yang berbasis digital sudah menjadi kebutuhan dan telah berdampingan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya dalam bidang Kesehatan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam dalam mengakses layanan.
Oleh karena itu BPJS Kesehatan melaksanakan Transformasi Digital melalui beberapa aplikasi dan fitur-fitur untuk memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan setara.
Untuk memastikan Transformasi Digital berjalan dengan baik di seluruh Indonesia, Direktur Teknologi dan Informasi (Dirti) BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan melihat langsung pelaksanaannya di ujung barat 0 KM Indonesia dengan mengunjungi salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kota Sabang, Pulau Weh yaitu Klinik Atoz Health & Dental Care, pada Jum’at (22/11).
Dengan berinteraksi langsung bersama peserta, Edwin memastikan bahwa setiap peserta telah terpapar dengan Aplikasi Mobile JKN khususnya antrean online yang memberikan kemudahan dengan menghemat waktu untuk mendapatkan pelayanan dan dapat diakses dari mana saja sebelum ke klinik tersebut. Selanjutnya Edwin juga memastikan juga bahwa dari ujung barat Indonesia tidak mendapatkan kendala jaringan komunikasi dan data sehingga mendapatkan hambatan dan kendala dalam penerapan Transformasi Digital BPJS Kesehatan.
“Dari hasil interaksi dan diskusi saya dengan peserta pada saat di ruang tunggu pelayanan rata-rata sudah lama menggunakan Aplikasi Mobile JKN dan sudah paham bagaimana penggunaan Aplikasi Mobile JKN sehingga memudahkan mereka dalam melakukan pengambilan nomor antrean. Apresiasi juga kepada Klinik Atoz yang telah secara rutin mengkampanyekan penggunaan Aplikasi Mobile JKN kepada pasien sehingga memberikan banyak manfaat seperti memberikan efisiensi waktu tunggu layanan melalui antrean online,” jelas Edwin.
Selain berinteraksi dengan peserta, Edwin juga berdiskusi langsung dengan dokter yang memberikan pelayanan di Klinik tersebut yang juga telah memanfaatkan Aplikasi I-Care JKN yang diciptakan oleh BPJS Kesehatan untuk memberikan manfaat kepada dokter yang bertugas, Untuk diketahui, Aplikasi I-Care JKN adalah aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan untuk memudahkan akses informasi riwayat pelayanan Kesehatan peserta JKN. Manfaat dari I-Care JKN antara lain mempermudah dokter dalam merencanakan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan riwayat penyakit pasien dan membuat rekam medis pasien menjadi lebih mudah diakses dan dikelola.
“Setelah juga tadi berdiskusi dengan dokter yang bertugas, ternyata I-Care JKN ini sangat berguna terutama bagi daerah wisata seperti Pulau Sabang ini karena bagi orang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia sedangkan pasien masih mengkonsumsi obat-obatan yang masih dalam pantauan sehingga dapat dilihat riwayat berobatnya peserta JKN seluruh Indonesia pada Aplikasi I-Care JKN sedangkan pasien tidak membawa rekam medis kemana-mana. Tentunya ini sangat memudahkan bagi dokter dalam melakukan pemeriksaan dan pemberian obat kepada pasien, sekaligus saya melihat ternyata dari ujung barat Indonesia, Sabang, fasilitas kesehatannya secara aktif menggunakan Transformasi Digital melalui Aplikasi Mobile JKN dan Aplikasi I-Care JKN tanpa adanya hambatan, ini menjadi contoh bagi daerah lain karena di ujung negeri sekarang ini tidak adanya kendala yang terjadi,” ungkap Edwin.
Sementara itu, Pimpinan Klinik Atoz Health & Dental Care, Widya yang dihubungi terpisah pada Sabtu (23/11), mengucapkan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan yang telah mengapresiasi dengan memberikan penghargaan Bintang tiga kepada klinik yang Ia pimpin atas komitmen dalam Implementasi Integrasi P-care, Antrean Online dan Implementasi I-Care.
“Selama ini kami aktif mengedukasi peserta JKN untuk memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN khususnya fitur antrean online agar tidak terlalu lama mengantre termasuk bagi pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Kota Banda Aceh dari Pulau Sabang ini. Jadi kami mengarahkan agar mengambil antrean terlebih dahulu sebelum berangkat ke dengan kapal ke Banda Aceh sehingga lebih efisien pada saat nanti akan tiba di rumah sakit tidak perlu antre terlalu lama dan mendapatkan kepastian jam berapa dilayani,” jelas Widya yang merupakan seorang dokter gigi pada klinik tersebut.(rq)