RAKYAT ACEH | SIMEULUE – Melejitnya harga dua jenis bahan kebutuhan dapur, yakni Tomat dan Beras di pasar lokal dalam Kabupaten Simeulue, menjadi topik keluhan serius perbincangan Ibu Rumah Tangga(IRT) di kawasan kepulauan Simeulue.
Tomat yang dipasok dari pulau Sumatera, kemudian pihak pedagang lokal yang ada di pulau Simeulue, kembali menjual kepada konsumen, yakni untuk persatu kilogram dibanderol Rp25.000, padahal harga tomat sebelumnya pada level Rp18.000 persatu kilogram.
Selain harga tomat yang menjadi topik pembahasan dan keluhan Ibu Rumah Tangga (IRT) setempat, juga dengan harga bahan pokok jenis beras yang dikonsumsi sehari-hari, dinilai semakin melejit harganya di pasar lokal, yang dibanderol Rp27.000 persatu bambu.
“Gila-gilaan harga barang dipasar, biasanya harga tomat itu persatu kilogram Rp18.000. Kini harganya naik menjadi Rp25.000 persatu kilogram,” kata Iyurani (48) Ibu Rumah Tangga (IRT), warga Kecamatan Simeulue Timur, Minggu 24 November 2024.
Sedangkan Elis (35) Ibu Rumah Tangga (IRT), warga Kecamatan Simeulue Timur, yang ditemui terpisah Harian Rakyat Aceh, usai belanja sejumlah barang-barang untuk kebutuhan dapur, Minggu 24 November 2024.
“Kita bawa duit Rp100.000 untuk belanja, jangan mengira sudah banyak belanjaannya. Saat ini harga beras satu bambu Rp27.000 dan tidak ada lagi beras yang harganya Rp20.000 persatu bambu di pasar”, kata Elis.
Masih menurut kedua ibu rumah tangga itu, yang mengaku sempat pertanyakan kenaikan harga barang-barang tersebut kepada pedagang dan alasan pedagang, bahwa barang-barang kebutuhan dapur itu, masih berada di pulau Sumatera, belum diseberangkan kepulau Simeulue.
“Alasan pedagang, barang-barangnya belum sampai di pulau Simeulue, karena masih di pulau Sumatera. Alasan seperti sudah seumur hidup kita dengar, alasan itu sudah lama berlangsung, yang seakan-akan menyalahi kapal laut yang sulit mengangkutnya,” imbuh kedua IRT Simeulue.
Keduanya juga meminta pihak Pemerintah, wajib hadir dan andil untuk mengatasi penyakit sering terjadi kenaikan harga barang kebutuhan dapur. Sebab bila dibiarkan tanpa adanya peran intervensi dari pihak Pemerintah, persoalan harga barang bakal menjadi polemik yang serius dan sulit diurai.
Diketahui nyaris mencapai 100 persen kebutuhan pokok sehari-sehari untuk 97 ribu jiwa yang mendiami 10 Kecamatan yang ada di pulau Simeulue, didatangkan dari pulau Sumatera oleh pedagang dan diangkut dengan kapal feri dan kapal laut lainnya, sehingga naik turunnya harga barang, juga disebabkan faktor transportasi laut dan fuaca. (ahi/hra)