JANTHO – Intensitas hujan yang sangat tinggi selama sepekan terakhir membuat persawahan di Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar, terendam banjir. Kondisi ini menyebabkan sekitar 190 hektar sawah dari total 572 hektar rusak dan memaksa petani untuk melakukan persemaian serta tanam ulang. Tanaman padi yang rata-rata berusia 14 hari setelah tanam (HST) rusak berat akibat banjir yang menyerupai lautan di area tersebut.
“Semua wilayah Kecamatan Simpang Tiga terdampak banjir, terutama di kawasan dekat pegunungan yang kondisinya sudah seperti lautan. Berdasarkan pendataan petugas di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simpang Tiga, total sawah yang terendam mencapai 190 hektar,” jelas Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga, Sabtu (30/11/2024).
Petani setempat dilanda kesedihan mendalam akibat rusaknya tanaman padi mereka. Suriana, salah satu Penyuluh Pertanian di BPP Simpang Tiga, mengungkapkan bahwa petani kesulitan mencari benih untuk persemaian ulang.
“Petani sangat sedih dan bingung harus mendapatkan benih dari mana untuk menanam kembali setelah banjir surut,” ungkap Suriana.
Banjir yang melanda persawahan di Kecamatan Simpang Tiga berdampak pada semua fase tanam, mulai dari lahan persemaian, sawah baru tanam, hingga tanaman padi berusia 35 HST. Namun, dampak paling parah dirasakan oleh tanaman yang masih dalam persemaian dan padi berusia di bawah 20 HST, yang semuanya harus disemai ulang dan ditanam kembali.
“Area persemaian dan padi muda yang berumur di bawah 20 HST menjadi yang paling terdampak. Petani harus kembali menyemai dan menanam ulang padi mereka,” kata Muhammad, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Simpang Tiga, saat memantau kondisi banjir di Gampong Lambatee.
Petani di Kecamatan Simpang Tiga berharap besar pada bantuan benih padi dari pemerintah, baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten. Pairan, atau yang akrab disapa Bang Ucok, salah seorang petani Gampong Nya, menyampaikan permohonannya kepada pemerintah.
“Kami sangat membutuhkan bantuan benih padi dari pemerintah. Saat ini kami tidak memiliki benih lagi, dan tidak tahu harus mencarinya ke mana,” tutur Pairan saat ditemui di area sawahnya yang terdampak banjir.
Hal senada diungkapkan Nurhayati, salah seorang petani perempuan di lokasi tersebut. Ia berharap ada bantuan benih secepatnya agar mereka bisa kembali menanam padi begitu banjir surut.(drh)