RAKYATACEH | BIREUEN – Fakrur Razi, siswa SMAN 2 Peusangan, yang tinggal di Dusun Haji Banson, Desa Teupin Reudep, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, hudup sangat memprihatinkan.
Betapa tidak, ia bersama keluarnya masih tinggal di gubuk reyot tak layak huni di pedalam Kabupaten Bireuen. Walaupun menorehkan segudang prestasi, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, namun belum bisa mengubah hidupnya seperti manusia biasa yang dapat berteduh di rumah layak huni.
Diketahui baru-baru ini, Fakrur Razi, kembali tuai prestasi dengan berhasil keluar sebagai Juara II tingkat Provinsi Aceh dalam kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP).
Saat disambangi media ini ke kediamannya, Minggu (8/12) Fakrur Razi selaku buah hati dari pasangan suami istri, Dallani-Safrina itu mengatakan bahwa, selama ini ia sangat tekun belajar demi mencapai masa depan yang gemilang.
“Saya pak tidak bosan-bosa belajar. Ini saya lakukan demi mencapai cita-cita ke depan, salah satu cita-cita saya yaitu untuk membantu keluarga, termasuk membuat rumah yang layak huni. Semoga semua impian saya dapat terwujud,” ujar Fakrur Razi dengan nada sedih.
Siswa SMAN 2 Peusangan itu juga tidak mau berkecil hati dengan kondisi yang dialami keluarganya selama ini. Bahkan, ia merasa bersyukur masih bisa sekolah demi mencari ilmu pengetahuan.
“Walaupun saya tinggal di gubuk reyot, saya masih sangat bersyukur karena diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Namun, dari hati yang paling dalam, saya juga berharap dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Bireuen, untuk membangun rumah kami sebagai tempat berteduh yang layak huni,” sebut Fakhrur Razi.
Hal senada juga disampaikan Safrina, selaku ibu kandung Fakrur Razi. Ia mengatakan, rumah yang dihuninya sekarang ini sudah termakan usia dan hampir roboh, sehingga butuh perbaikan segera.
“Pernah direhab dengan bantuan Pemerintah Gampong, dan juga dibantu oleh para dermawan, dan keluarga. Namun, karena sudah dimakan usia, rumah sudah kembali reyot dan dikhawatirkan roboh,” kata Safrina.
Sehingga, ibu Fakrur Razi tersebut berharap kepada pemerintah ataupun pihak lain, untuk membangun rumahnya yang saat ini terlihat tidak layak huni.
“Saya berharap agar rumah saya dapat bantuan untuk dibangun baru,” sebut Safrina seraya mengharapkan bahwa anak-anaknya juga mendapatkan beasiswa saat melanjutkan studi ke perguruan tinggi nantinya. (akh)