Oleh : Ichsan MSn (Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh)
SECARA harfiah, seni, memiliki arti yang sangat luas. Dikalangan Seniman, seni sering dipandang sebagai ekspresi kreativitas manusia yang mencerminkan realitas, imajinasi, dan perasaan. Namun, fenomena pemahaman terhadap seni hingga kini masih menjadi polemik dalam kehidupan masyarakat. Ketidakmampuan dalam menerjemahkan seni secara benar terkadang menghadirkan persepsi yang keliru dan pandangan yang terbatas. Bagi sebagian orang, seni hanya dianggap sebagai bagian dari hiburan semata, atau bahkan ada yang menolak seni karena dianggap tidak bermanfaat atau justru merusak tatanan moral masyarakat.
Padahal, jika kita mau membuka pikiran, seni senantiasa hadir mengitari perjalanan hidup manusia, tidak hanya dalam karya-karya besar yang dipajang di museum, tetapi juga dalam produk-produk yang kita gunakan sehari-hari.
Dalam sebuah kenyataan, ada kalanya penolakan terhadap seni itu muncul, entah dalam bentuk penolakan terhadap jenis musik tertentu, penolakan terhadap konser, atau bahkan penolakan terhadap bentuk seni yang dianggap mengundang maksiat.
Lebih jauh lagi, ada juga kelompok yang menolak seni dalam bentuk regulasi atau peraturan yang mengatur seni. Fenomena ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap seni masih belum merata dan sering kali dipenuhi dengan prasangka serta ketidakpahaman yang mendalam.
Ketidakpahaman ini mengakibatkan seni dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, bahkan ada yang beranggapan bahwa seni hanyalah sesuatu yang eksklusif, yang tidak perlu dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, jika kita merenungkan lebih jauh, seni selalu hadir mengitari hidup kita, meskipun kita tidak menyadarinya. Berbagai produk rumah tangga, seperti desain rumah, furniture, atau bahkan alat transportasi yang kita gunakan, semuanya memiliki unsur seni yang terintegrasi dalam proses pembuatannya.
Setiap elemen dari benda-benda tersebut merupakan hasil dari kreativitas yang memperlihatkan nilai seni yang tinggi. Namun, banyak orang yang tidak menyadari hal ini karena mereka tidak memahami seni dengan baik. Sebagai hasilnya, seni sering kali ditolak atau bahkan diabaikan dalam kehidupan mereka.
Di sisi lain, ada juga individu yang hidup dalam dunia seni dan menghidupi dirinya dengan seni. Mereka adalah para seniman yang menggantungkan hidupnya pada karya-karya seni yang mereka hasilkan. Yang memprihatinkan, idealisme yang mendalam dalam berkesenian kadang menimbulkan ketegangan antara kreativitas dan kebutuhan hidup. Ada kalanya seniman terjebak dalam dunia idealisme yang terlalu tinggi sehingga mereka terputus dari realitas kehidupan. Pada titik ini, seni dapat menjadi sesuatu yang membutakan cara pandang mereka terhadap kenyataan, sehingga terkadang mereka tidak bisa bertahan dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan dan kebutuhan.
Fenomena ini terlihat dari banyaknya seniman yang tidak dapat bertahan hidup atau tidak dapat menjalani kehidupannya dengan baik karena mereka terlalu fokus pada idealisme seni dan mengabaikan kenyataan praktis dalam kehidupan mereka. Banyak seniman yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup, bahkan ada yang hanya berkarya ketika ada permintaan atau pesanan. Mereka bukan lagi menciptakan karya seni karena dorongan kreatifitas yang mendalam, melainkan hanya untuk memenuhi tuntutan pasar atau sekadar mencari penghidupan.
Oleh karena itu, sebuah pemahaman yang bijaksana dan mendalam tentang seni sangatlah diperlukan. Hidup untuk seni haruslah selaras dengan seni untuk hidup. Sebuah pemahaman yang bijak tentang seni akan membuat kita memahami bahwa seni bukan hanya sekadar bentuk ekspresi atau produk dari keterampilan tangan, tetapi juga sebuah cara hidup. Seni tidak hanya dapat dilihat sebagai alat untuk mencari nafkah atau sebagai sebuah hobi semata, tetapi lebih dari itu, seni adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Seni adalah bagian dari kita, dan kita juga adalah bagian dari seni itu.
Seni yang bijak adalah seni yang mampu memberikan kontribusi positif bagi kehidupan, baik secara individual maupun kolektif. Seni harus mampu menjembatani antara realitas dan idealisme, antara kehidupan praktis dan pencarian kreatif. Sebagai seniman, kita tidak bisa hanya hidup dalam dunia seni yang ideal dan terlepas dari kenyataan. Sebaliknya, kita juga tidak bisa hanya menjalani hidup dengan pragmatisme semata tanpa memperhatikan unsur-unsur seni yang ada di sekitar kita. Keseimbangan antara seni untuk hidup dan hidup untuk seni harus dijaga agar seni tetap relevan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Seni juga merupakan sebuah kebutuhan tersier yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak orang mungkin menganggap seni sebagai sesuatu yang tidak penting atau hanya sekadar hiburan semata. Padahal, seni berperan besar dalam membentuk karakter, budaya, dan pemikiran masyarakat. Seni membantu kita melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, memperkaya pengalaman hidup, dan memberikan warna dalam kehidupan yang terkadang monoton. Tanpa seni, hidup kita akan terasa datar dan kurang bermakna.
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan seni, seperti ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Aceh, sangat penting dalam upaya memperkenalkan dan mengajarkan seni kepada masyarakat. Kampus seni seperti ISBI Aceh berperan besar dalam menerjemahkan seni secara konstruktif dan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai seni. Lulusan dari kampus seni ini nantinya diharapkan tidak hanya menjadi seniman yang handal, tetapi juga menjadi individu yang dapat memahami dan mengapresiasi seni sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
ISBI Aceh, sebagai institusi pendidikan seni, telah berperan dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis dalam berkarya seni, tetapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang seni dan peranannya dalam kehidupan. Lulusan dari ISBI Aceh diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam memperkaya dunia seni dan budaya di Indonesia, khususnya di Aceh, serta dapat berperan sebagai agen perubahan yang mampu memperkenalkan seni kepada masyarakat secara lebih luas.
Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa seni bukanlah sesuatu yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, melainkan seni adalah bagian integral dari perjalanan hidup kita. Seni adalah cara kita berkomunikasi dengan dunia, cara kita mengekspresikan diri, dan cara kita memahami realitas di sekitar kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang bijak tentang seni. Kita harus bisa menghargai seni sebagai bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan, dan kita juga harus mampu menempatkan seni pada posisinya yang seharusnya, yaitu sebagai sesuatu yang bisa memperkaya hidup kita, bukan sebagai sesuatu yang mengganggu atau merusak.
Di akhir perjalanan ini, kita perlu menyadari bahwa seni adalah keniscayaan yang hadir dalam kehidupan kita. Tidak ada kehidupan yang dapat terpisah dari seni, karena seni adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas manusia. Seni untuk hidup dan hidup untuk seni adalah dua hal yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Untuk itu, mari kita sambut seni dengan hati yang terbuka, dengan pemahaman yang mendalam, agar kita bisa menikmati segala keindahan yang ditawarkan oleh dunia seni, sambil tetap menjaga keseimbangan dalam hidup kita.(ra/drh)