LANGKAWI – Dua sahabat putra asal Aceh, Agam Fauzan dan Amrul Yunan Usman, mendapat amanah istimewa untuk menjadi imam tarawih di Masjid Nurul Al-Naim, Kampung Bukit Temin, Langkawi, Malaysia sepanjang bulan suci Ramadhan 2025.
Penugasan ini bukan sekadar tugas biasa, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap kapasitas dan kompetensi santri Aceh dalam bidang tahfiz Al-Qur’an serta ilmu keislaman. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, keduanya siap mengemban tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.
Agam Fauzan merupakan alumni Ma’had Daruttahfizh Al-Ikhlas, Banda Aceh, yang dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis tahfiz Al-Qur’an. Sementara itu, Amrul Yunan Usman, yang pernah menyandang gelar Duta Santri Aceh, adalah mahasantri Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ummul Ayman, Samalanga.
Persahabatan keduanya telah terjalin sejak masa kecil ketika mereka menempuh pendidikan di MIN Peukan Cunda, Lhokseumawe. Sejak dulu, mereka sering bersaing dalam prestasi akademik dan keislaman, terutama dalam sains dan keagamaan. Kini, takdir mempertemukan mereka kembali dalam satu misi mulia yaitu dakwah Islam di negeri jiran.
Bertugas sebagai imam di Langkawi memberikan pengalaman baru bagi Fauzan dan Amrul. Meski berada di negeri orang, mereka merasa tak begitu asing karena menemukan banyak kesamaan antara Langkawi dan kampung halaman mereka di Aceh.
“Langkawi ini indah, mirip dengan Kota Sabang di Aceh. Lautnya biru, udaranya sejuk, dan suasananya nyaman. Bahkan, budaya serta adat masyarakat di sini juga hampir sama,” ungkap Amrul, diiyakan Fauzan.
Salah satu tradisi yang mereka temui di Langkawi adalah shalat tarawih sebanyak 23 rakaat, yang merupakan kebiasaan yang juga masih dipertahankan di banyak masjid di Aceh. Selain itu, mereka juga ikut dalam zikir jahr setelah shalat, sebuah tradisi yang umum dilakukan di masjid-masjid kawasan Nusantara.
Amanah yang diberikan kepada Agam dan Amrul bukan hanya kebanggaan bagi mereka secara pribadi, tetapi juga menjadi bukti bahwa santri Aceh memiliki potensi besar dalam dakwah internasional.
Sebagai generasi muda yang dididik dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah, mereka berharap kehadiran mereka di Langkawi bisa menjadi inspirasi bagi santri-santri lainnya. Mereka ingin membuktikan bahwa belajar agama bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga bekal untuk menyebarkan Islam dengan penuh keikhlasan ke berbagai penjuru dunia.
“Semoga semakin banyak santri Aceh yang bisa mengharumkan nama daerah dan bangsa melalui dakwah serta kecintaan terhadap Al-Qur’an,” harapnya.
Penugasan ini juga menjadi motivasi bagi generasi muda Islam untuk terus memperdalam ilmu agama dan tidak ragu untuk berdakwah ke luar negeri. Langkah kecil Fauzan dan Amrul di Langkawi bisa menjadi awal dari perjalanan besar dalam menyebarkan cahaya Islam ke seluruh dunia. (rif)