RAKYAT ACEH | SINABANG – Diduga terbawa arus perairan laut, bangkai ikan paus Minke atau paus Tombak, sepanjang sekitar 6 meter dan berat mencapai 4 ton, terdampar dipantai Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.
Temuan terdamparnya bangkai ikan paus Minke dalam bahasa latinnya Balaenoptera Acutorostrata, dan kemudian dilakukan identifikasi sementara pihak Balai Pengelola Sumber Daya Pesisir dan Laut Padang, Satker Aceh bersama pihak Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Simeulue.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Simeulue, Carles, di dampingi Camat Teupah Barat, Muhsin, usai melihat langsung dan melakukan identifikasi bangkai paus Minke yang terdampar di pantai Angkeo kepada Harian Rakyat Aceh, Selasa, 11 Maret 2025.
“Hasil identifikasi sementara dari Balai Pengelola Sumber Daya Pesisir dan Laut Padang, Satker Aceh bersama pihak Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Simeulue. Bahwa paus itu jenis Minke dalam bahasa latinnya Balaenoptera Acutorostrata, yang telah mati sekitar 4 hari lalu, dan kemudian bangkainya terbawa arus air laut dan terdampar di pantai Simeuulue,” kata Carles.
Masih menurut Carles, bangkai ikan paus Minke itu, telah mengeluarkan aroma yang menyengat, sehingga sulit untuk dilakukan evakuasi maupun untuk ditanam, karena dilokasi ada areal bibit manggrove yang baru ditanam serta jarak bangkai paus dengan bibir pantai pasir sekitar 200 meter.
Carles menyebutkan, bangkai paus telah tiga kali terdampar dipantai Simeulue, yakni tahun 2012 silam, bangkai ikan paus terdampar di pantai Kecamatan Teupah Selatan, kemudian tahun 2016 silam, bangkai ikan paus kembali terdampar di pantai Kecamatan Teupah Barat, terakhir tahun 2025, juga terdampar bangkai ikan paus di pantai Teupah Barat.
“Kasus terdamparnya bangkai ikan paus di pantai Kabupaten Simeulue itu, pertama tahun 2012 di pantai Kecamatan Teupah Selatan, dan dua kasus lagi di tahun 2016 serta tahun 2025, terdampar di pantai Kecamatan Teupah Barat. Rata-rata kematian ikan paus dilaut itu, banyak faktornya, baik itu karena faktor alam juga faktor karena ulah manusia, lalu bangkai ikan paus hanyut terbawa air laut dan terdampar di pantai,” imbuhnya.
Untuk penanganan baangkai ikan paus Minke itu sebut Carles, dengan lokasi yang serba sulit, dan untuk sementara dibiarkan terurai namun diminta warga tidak mendekat atau menyentuh bangkai ikan paus tersebut, disebabkan sewaktu-waktu akan meletus sehingga dapat membahayakan keselamatan.
Sedangkan Camat Teupah Barat, Muhsin yang juga turut turun kelokasi terdamparnya bangkai ikan paus Minke, yang membenarkan bangkai ikan paus itu ditemukan warganya, kemudian dilaporkan kepada pihak Pemerintahan Kecamatan, dan kembali dilaporkan kepada Dinas Perikanan Kelautan setempat.
“Benar, bangkai paus Minke itu terdampar di wilayah Kecamatan Teupah Barat, ini merupakan kejadian yang kedua kalinya. Bangkai ikan paus yang terdampar itu ditemukan warga kita, kemudian dilaporkan kepada kita dan selanjutkan kembali kita laporkan kepada DKP, maka hari ini kita dapat ketahui jenis bangkai ikan paus Minke,” kata Muhsin.
Camat Teupah Barat juga menghimbau warga untuk tidak mendekati dan menyentuh bangkai ikan paus tersebut, disebabkan selain berada di area lokasi penanaman bibit manggrove, juga dikhawatirkan bangkai ikan paus itu akan meletus serta akan merusak bibit manggrove yang sebelumnya telah ditanam untuk penahan abrasi pantai. (ahi/hra)