class="wp-singular post-template-default single single-post postid-136807 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Sidak Puskesmas Woyla, Amril Temukan Sejumlah Masalah Demi Lhokseumawe, Sayuti Jumpai Para Menteri dan Tokoh Aceh di Jakarta Sergap Pengedar Narkoba, Polisi Baku Tembak di Aceh Timur  Putaran ke-3 perundingan nuklir Iran-AS berakhir Ketua DPRK Pidie Jaya Ajak Buruh Jaga Keamanan Dan Ketertiban

UTAMA · 25 Mar 2025 11:33 WIB ·

Gekrafs Dorong Pemerintah Aceh Lahirkan Dinas Ekonomi Kreatif Atau Bekraf


 Ketua Gekrafs Aceh Mahfudz Y Loethan foto bersama Mensesneg Prasetyo Hadi yang juga Dewan Pembina DPP Gekrafs serta Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian. FOTO IST Perbesar

Ketua Gekrafs Aceh Mahfudz Y Loethan foto bersama Mensesneg Prasetyo Hadi yang juga Dewan Pembina DPP Gekrafs serta Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian. FOTO IST

  • Gekrafs Apresiasi Kemenekraf Masukan Aceh Jadi Wilayah Prioritas Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional

BANDA ACEH – Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Aceh mengapresiasi langkah Kementerian Ekonomi Kreatif yang menetapkan Aceh sebagai salah satu dari 15 wilayah prioritas pengembangan ekonomi kreatif nasional. Ketua Gekrafs Aceh, Mahfudz Y Loethan, menilai keputusan ini sebagai momentum besar bagi Aceh untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah.

“Penetapan Aceh sebagai wilayah prioritas adalah langkah strategis yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar sektor pendamping, tapi sudah terbukti menjadi salah satu pilar utama perekonomian nasional. Dengan kekayaan budaya, seni, kuliner, kriya, hingga fesyen berbasis kearifan lokal, Aceh memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional dan global,” ujar Mahfudz.

Mahfudz menambahkan bahwa ekonomi kreatif telah menjadi kekuatan utama dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kemenparekraf, sektor ini menyumbang 7,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan nilai mencapai Rp1.300 triliun pada 2023, serta menyerap lebih dari 23 juta tenaga kerja. Dengan angka sebesar itu, ia menilai ekonomi kreatif harus mendapatkan perhatian lebih serius, termasuk di Aceh.

Ekonomi kreatif di Aceh juga didukung oleh sumber daya manusia yang handal, tidak kalah dengan kota-kota besar lainnya. Banyak kreator, seniman, dan pelaku usaha di Aceh yang telah menunjukkan kiprahnya di tingkat nasional maupun internasional. Jika ekosistem industri kreatif dikelola dengan lebih baik, bukan tidak mungkin Aceh bisa menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif terbesar di Indonesia.

Gekrafs Aceh juga mendorong pemerintah daerah untuk membentuk Dinas Ekonomi Kreatif ataupun sejenis Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf Aceh sebagai upaya mempercepat pengembangan sektor ini. Mahfudz menilai, tanpa adanya lembaga khusus yang menangani ekonomi kreatif secara fokus, potensi besar Aceh bisa sulit berkembang maksimal.

“Kita butuh kebijakan yang lebih konkret dan terfokus. Dengan adanya Dinas Ekonomi Kreatif atau Badan Ekonomi Kreatif Aceh, ekosistem industri kreatif bisa dikelola lebih profesional, ada regulasi yang lebih mendukung, dan program-program pengembangan bisa lebih terarah. Ini juga akan membuka akses lebih luas bagi pelaku usaha kreatif, baik dalam permodalan, pelatihan, hingga pemasaran produk ke tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Gekrafs Aceh juga menawarkan roadmap untuk mendukung pembentukan Badan Ekonomi Kreatif Aceh. Peta jalan ini mencakup strategi pengembangan industri kreatif, peningkatan daya saing pelaku usaha, serta langkah-langkah kolaboratif antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta. Mahfudz menegaskan bahwa roadmap ini adalah bentuk komitmen bersama untuk memajukan industri kreatif di Aceh dan memastikan sektor ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah.

Mahfudz optimistis bahwa jika ekonomi kreatif dikelola dengan baik, Aceh bisa menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif unggulan di Indonesia. Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk mendukung inisiatif ini dan memastikan bahwa ekonomi kreatif benar-benar menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi Aceh. []

Artikel ini telah dibaca 61 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Putaran ke-3 perundingan nuklir Iran-AS berakhir

27 April 2025 - 15:21 WIB

Diskominsa Aceh akan Launching Satu Data Aceh

27 April 2025 - 09:23 WIB

Anggota DPRK Aceh Besar Zulfikar Aziz Dorong Perlindungan Lahan Pertanian Produktif

26 April 2025 - 19:42 WIB

Aliansi Kutaradja Menggugat Gelar Aksi Damai Menolak UU TNI

26 April 2025 - 09:27 WIB

Wakapolda Brigjen Ari Wahyu Widodo Jadi Pemateri pada Raker PLN UID Aceh

24 April 2025 - 17:57 WIB

Kapolda Aceh Terima Audiensi Plt Sekda Aceh: Bahas Sinergi Pemerintah dengan Kepolisian

24 April 2025 - 17:34 WIB

Trending di UTAMA