RAKYATACEH | BIREUEN – Keuchik Gampong Tanjong Raya, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Tgk Mauliadi, kembali viral di media massa karena menggadaikan mobilnya demi memenuhi kebutuhan warga menjelang lebaran.
Biasanya, orang berlomba-lomba membeli kendaraan baru menjelang lebaran, namun berbeda dengan kepala desa (Kades) satu ini, ia rela menggadai mobilnya untuk membayar Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada fakir miskin, membayar sebagian jerih aparatur desa, dan membeli sapi guna disembelih yang kemudian dagingnya dibagikan kepada seluruh masyarakat di hari meugang.
Terobosan akhlak mulia yang dilakukan keuchik satu ini, bukan kali pertama yang menguntungkan masyarakat, bahkan dirinya sempat viral juga, karena membagikan mahar kawin kepada pemuda dan pemudi yang melangsungkan akad nikah.
Tak hanya itu, Tgk Mauliadi juga dikenal sebagai sosok yang peduli akan rakyatnya, terutama di hari-hari besar, semisal selalu membagikan daging di hari meugang, membagikan paket lebaran menjelang hari raya, dan masih banyak sikap terpuji seorang pemimpin yang dia lakukan.
Dana desa tak kunjung cair, menjadi kendala bagi para keuchik di Kabupaten Bireuen. Sehingga, tak sedikit yang rela ngutang demi rakyat, berikan uang pribadi, bahkan menggadai hartanya.
“Saya tak bisa merayakan lebaran jika masyarakat tak ikut merayakannnya. Kami disini sangat butuh BLT, sangat butuh daging meugang, dan juga aparatur desa semua kategori fakir dan miskin. Tak mungkin masyarakat tidak berhari raya akibat tanpa ada biaya, sehingga saya menggadai mobil pribadi demi mendapatkan uang yang kemudian disalurkan kepada masyarakat,” ujar Tgk Mauliadi.
Hal tersebut dilakukan, karena dana desa belum cair, mengingat ada kendala dalam proses administrasi pengusulan. Sehingga, baru bisa dicairkan setelah lebaran nantinya.
“Kita bersama Pemerintah Kabupaten Bireuen telah berupaya semaksimal mungkin agar dana desa dapat dicairkan sebelum lebaran. Namun, karena kendala dalam pengimputan usulan, sehingga belum bisa dicairkan,” sebutnya seraya mengapresiasi Pemkab Bireuen yang telah berusaha membantu para keuchik selama ini dalam pengurusan pencairan DD.
Tgk Mauliadi nekad menggadai mobil dengan harga Rp 30 juta, karena tak ada jalan keluar lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang lebaran, walaupun di hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah nantinya, keuchik itu terpaksa mengendarai motor butut bersama keluarganya.
“Sebenarnya, kami selama ini ada biaya dari Pendapatan Asli Gampong (PAG) sejumlah Rp 30 juta. Namun, jika dialokasikan untuk pembagian BLT, daging meugang, dan sembako paket lebaran, itu tidak cukup, sehingga terpaksa menggadai mobil pribadi,” terang Tgk Mauliadi.
Terkait dana desa tak dapat dicairkan, Tgk Mauliadi tidak menyalahi pemerintah Kabupaten Bireuen, bahkan dirinya juga mengaku bersalah, karena telat mempersiapkan administrasi pengusulan pencairan secepat mungkin sebelum lebaran.
“Dana desa tak cair bukan kesalahan mutlah pemerintah kabupaten, karena DD sudah puluhan tahun dikucurkan ke gampong, namun pihak pemerintah gampong tidak menggunakan anggaran tersebut untuk pemberdayaan ekonomi BUMG atau BUMDES, sehingga sampai saat ini, kami belum bisa mengelola BUMDES dengan maksimal dan berkembang yang dapat menghasilkan PAG, agar gampong bisa mandiri dan merasakan nikmat merdeka,” pungkas Ketua Apdesi Gandapura itu yang juga merupakan anak panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM). (akh)