BANDA ACEH l RAKYAT ACEH – Tokoh Muda Aceh yang juga merupakan Anggota DPRD DKI Jakarta, H. Lukmanul Hakim, S.E., yang juga merupakan putra asli Aceh, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Pemerintah Provinsi Aceh dalam pengembangan sektor pariwisata. Ia menilai, potensi wisata halal dan wisata religius di Aceh masih sangat terbuka lebar untuk dikembangkan secara lebih serius sebagai langkah strategis meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan Syariat Islam dan dikenal dengan julukan “Serambi Mekkah”, Aceh memiliki nilai keunggulan yang khas untuk menjadi destinasi unggulan wisata halal dan religius, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Potensi wisata religius di Aceh sangat luar biasa, mulai dari masjid bersejarah, makam ulama besar, hingga situs-situs dakwah Islam. Ini belum digarap secara maksimal. Begitu juga dengan wisata halal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Aceh sehari-hari,” ujar H. Lukmanul Hakim, S.E dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).
Menurutnya, pengembangan sektor wisata tersebut tidak hanya berdampak pada penguatan identitas budaya dan keagamaan Aceh, namun juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan dukungan infrastruktur yang memadai, promosi digital yang efektif, serta pelatihan sumber daya manusia pariwisata yang berbasis nilai-nilai syariah.
“Aceh berpeluang besar menjadi pusat wisata halal di Asia Tenggara, jika dikelola dengan pendekatan yang tepat dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” tambahnya.
Lukmanul Hakim juga mendorong Pemerintah Provinsi Aceh untuk menciptakan regulasi yang mampu mendorong kemudahan investasi di sektor pariwisata, dengan tetap menjaga kearifan lokal serta nilai-nilai budaya Aceh yang menjadi kekuatan utama.
“Sebagai wakil rakyat, saya akan terus berupaya membangun jembatan konektivitas, baik dalam bentuk kerja sama antarpemerintah (government to government) maupun hubungan antar masyarakat (people to people contact), khususnya antara Aceh dan Jakarta, serta secara lebih luas pada tingkat nasional dan internasional,” lanjutnya.
Ia berharap, dengan visi pembangunan pariwisata yang terarah dan sesuai karakteristik Aceh, wisatawan domestik maupun mancanegara dapat merasakan pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam, serta berdampak positif terhadap ekonomi daerah secara berkelanjutan. (ra)