class="wp-singular post-template-default single single-post postid-137821 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Bupati M. Nasrun Mikaris: Dampak MBG, Persatu Bulan Peredaran Uang Bisa Mencapai Rp5 Miliar di Simeulue Polres Bener Meriah Bekuk Dua Pelaku Curanmor MTsN 1 Banda Aceh Raih Juara Umum Event GENSA SMPN 1 Banda Aceh. Warga Tumpok Teungoh Ramai-ramai Bergotong Royong  Aston Villa bungkam Newcastle United 4-1

METROPOLIS · 14 Apr 2025 11:17 WIB ·

GEKRAFS Aceh Dukung Film Sejarah Aceh-Ottoman: Harus Standar Hollywood!


 Mahfudz Y Loethan, Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Aceh Perbesar

Mahfudz Y Loethan, Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Aceh

RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Sejarah besar tak hanya milik masa lalu, tetapi juga masa depan. Begitu kata Mahfudz Y Loethan, Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Aceh, saat menyikapi rencana produksi film kolaborasi antara Indonesia dan Turki yang akan mengangkat kisah monumental hubungan Kesultanan Aceh dengan Kekaisaran Ottoman.

Menurut Mahfudz, film ini tidak boleh diperlakukan sebagai proyek biasa. Ia menegaskan, kisah hubungan Aceh dan Ottoman adalah bagian penting dari sejarah Indonesia, yang pantas diperkenalkan kepada dunia dengan kualitas produksi terbaik , setara dengan film-film Hollywood.

“Kita tidak bicara tentang sejarah biasa. Kita bicara tentang peradaban besar yang pernah berdiri sejajar dengan kekuatan dunia. Film ini bukan sekadar film. Ini adalah upaya untuk memperkenalkan kembali Aceh sebagai bagian penting dari sejarah Indonesia yang lebih besar,” tegas Mahfudz.

Baginya, film adalah medium paling efektif untuk menyampaikan warisan sejarah ke generasi masa depan sekaligus memperluas pengakuan dunia terhadap posisi Aceh dan Indonesia dalam catatan sejarah global.

“Film ini harus diproduksi dengan standar tertinggi, setara film-film internasional. Jika ingin dunia tahu siapa kita, maka karyanya juga harus berkelas dunia. Aceh adalah bagian dari Indonesia, dan kisah besar Aceh adalah kisah besar bangsa ini,” ujarnya.

Selain hubungan Aceh-Ottoman, Mahfudz juga mendorong agar kisah sejarah lain dari Aceh bisa difilmkan. Ia menyebutkan salah satunya adalah kisah Laksamana Keumalahayati,. panglima perempuan pertama di dunia, yang menjadi simbol kekuatan Aceh dan kebanggaan Indonesia.

“Keumalahayati adalah simbol ketangguhan Aceh dan Indonesia. Kisahnya layak diangkat ke layar lebar dan dikenalkan ke seluruh dunia. Kita punya banyak cerita luar biasa yang harus hidup dalam bentuk karya sinema,” tegasnya.

Mahfudz menutup pernyataannya dengan menegaskan pentingnya persiapan matang untuk produksi film semacam ini, mulai dari riset sejarah, naskah, visualisasi, hingga distribusi global.

“Aceh adalah bagian dari Indonesia yang harus dibanggakan dunia. Film ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan sejarah Indonesia yang besar ke panggung dunia. Dan itu tidak boleh setengah-setengah,” tutup Mahfudz. []

Artikel ini telah dibaca 45 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

MTsN 1 Banda Aceh Raih Juara Umum Event GENSA SMPN 1 Banda Aceh.

21 April 2025 - 10:06 WIB

285 Mahasiswa Unmuha Diwisuda

19 April 2025 - 22:44 WIB

KPJ Healthcare Dorong Kolaborasi Klinis dalam Simposium Internasional di Aceh

19 April 2025 - 20:37 WIB

Ketua Umum PPA Prof Marniati Jenguk Korban Luka Bakar Asal Subulussalam di RSUDZA

19 April 2025 - 08:28 WIB

Pusat Riset Ilmu Kepolisian USK Gelar Seminar Nasional Bahas RUU KUHAP

18 April 2025 - 06:38 WIB

Disdik Aceh Himbau Sekolah Tak Wajibkan Wisuda, Utamakan Pemulihan Ekonomi Orang Tua

17 April 2025 - 12:56 WIB

Trending di METROPOLIS