BANDA ACEH (RA) – BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang mudah diakses, adil, dan setara bagi seluruh peserta, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pemanfaatan teknologi seperti Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan menghadirkan layanan yang lebih cepat, mudah, dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu bukti nyata manfaat program ini dirasakan langsung oleh Syahrul Aziz, seorang penyandang disabilitas asal Banda Aceh yang kini menjalani pengobatan penyakitnya tanpa terbebani biaya kesehatan.
Syahrul, mahasiswa di Universitas UIN Ar-Raniry Banda Aceh, pernah menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Pada tahun 2011, ia divonis mengidap kanker tulang. Penyakit itu memaksanya harus menjalani amputasi pada kaki kanannya. Sebuah kondisi yang tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga mental dan finansialnya.
Namun, cobaan berat tersebut perlahan terasa lebih ringan sejak ia menjadi peserta Program JKN pada tahun 2014. Saat itulah proses pengobatannya mulai ditangani secara intensif. Sejak pertama kali memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan, Syahrul tidak pernah merasa terbebani secara keuangan.
“Selama saya berobat memakai BPJS, tidak ada biaya lagi, karena memang sudah ditanggung semua oleh BPJS. Dan termasuk pelayanan apa pun, tidak ada pungutan biaya apa-apa, semuanya free dan kita dimudahkan selalu,” ujar Syahrul, Senin (14/4) di Banda Aceh.
Ia menuturkan bahwa seluruh proses pengobatannya, termasuk kebutuhan alat bantu kesehatan yang diperlukan pasca amputasi, sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Dari rawat jalan, pemeriksaan lanjutan, hingga akses terhadap obat-obatan, semuanya bisa dijalani tanpa hambatan biaya.
Tidak hanya dari sisi pembiayaan, Syahrul juga merasakan bahwa penyandang disabilitas mendapatkan perhatian khusus dalam pelayanan. Ia menilai layanan yang diberikan sangat ramah dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta, termasuk bagi penyandang disabilitas sepertinya. Hal ini membuatnya merasa nyaman dan dihargai saat menerima layanan di fasilitas kesehatan.
“Alhamdulillah tidak ada perbedaan pelayanan terhadap disabilitas. Pelayanan yang diberikan oleh BPJS atau JKN kepada disabilitas dan kepada Masyarakat pada umumnya pun sama. Tidak ada diskriminasi juga, tidak ada perbedaan sama sekali,” tambah Syahrul.
Pengalaman positif Syahrul ini menggambarkan bagaimana JKN benar-benar menjadi jaring pengaman sosial di bidang kesehatan. Tidak hanya mengurangi beban finansial masyarakat, program ini juga memastikan bahwa seluruh peserta, termasuk kelompok rentan, mendapatkan pelayanan yang layak dan manusiawi.
Sebagai penyandang disabilitas, Syahrul mengakui bahwa tantangan yang dihadapi dalam mengakses layanan publik memang cukup besar. Namun, Ia merasa terbantu dengan kehadiran Aplikasi Mobile JKN, yang membuat proses administrasi menjadi jauh lebih mudah.
“Melalui aplikasi ini, saya dapat mengatur jadwal layanan, mengecek status kepesertaan, hingga melakukan antrean online tanpa harus buru-buru datang langsung ke fasilitas kesehatan. Aplikasi Mobile JKN-nya pun juga mudah sekali untuk masyarakat. Dan mudah-mudahan selalu melayani masyarakat itu dengan sepenuh hati,” katanya.
Kini, meskipun memiliki keterbatasan fisik, Syahrul tetap menjalani kehidupannya dengan semangat. Baginya, Program JKN bukan hanya soal akses layanan kesehatan, tapi juga simbol bahwa negara hadir untuk masyarakat yang membutuhkan.
Syahrul berharap agar Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terus memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, banyak orang, terutama dari kalangan kurang mampu atau penyandang disabilitas, sangat bergantung pada layanan ini untuk keberlangsungan hidup mereka.
“Semoga BPJS ini terus selalu ada, karena memudahkan dan membantu sekali untuk Masyarakat terutama masyarakat yang memang kurang mampu ataupun di bawah kemiskinan,” tutupnya.(rq)