class="wp-singular post-template-default single single-post postid-138545 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Patroli Polres Dogiai diserang KKB di kawasan Kali Tuka Komunitas Wartawan Gelar Kongres JPFC ke-VI Badan Narkotika Nasional Kota Banda Aceh Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba Di Balai Besar Lido Bogor Dirlantas Polda Aceh: Kasus Lakalantas di Aceh Paling Menonjol  Kalahkan Incumbent, Fadhli Terpilih Sebagai Keuchik Gampong Cot Puuk

METROPOLIS · 23 Apr 2025 21:01 WIB ·

USK Kukuhkan Lima Guru Besar


 USK Kukuhkan Lima Guru Besar Perbesar

BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas (SAU), mengukuhkan lima profesor baru yang merupakan para pakar dari berbagai bidang keilmuan. Pengukuhan para guru besar ini dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa, 22 April 2025.

“Insyaallah, sepanjang tahun ini, USK akan mengukuhkan sebanyak 32 profesor baru yang telah lulus Uji Kompetensi Jabatan Akademik dari total 45 calon profesor yang telah diajukan ke Kementerian,” tutur Wakil Rektor II, Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si., dalam sambutannya mewakili Rektor USK.

Dengan bertambahnya 32 profesor tersebut, total jumlah profesor aktif di USK akan mencapai 211 orang, yang berarti telah memenuhi target 10% dari total dosen USK.

Wakil Rektor II, Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si., yang diberikan tanggung jawab di Bidang Sumber Daya dan Keuangan dalam sambutannya mewakili Rektor USK juga mengatakan bahwa seluruh guru besar yang ada saat ini merupakan aset dalam bentuk sumber daya manusia yang mampu menjadi kekuatan dan saling melengkapi selain aset fisik berupa tanah, gedung dan instrumen lainnya yang berpotensi besar untuk diperdayakan.

Kelima profesor tersebut adalah Prof. Dr. Muhammad Ilham Maulana, S.T., M.T.; Prof. Darwin, S.TP., M.Sc., Ph.D.; Prof. Dr. Ismail Sulaiman, S.TP., M.Sc.; Prof. Dr. Ir. Mirza Irwansyah, M.B.A., MLA.; Prof. Dr. Ir. Farid Mulana, S.T., M.Eng.

Adapun guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Muhammad Ilham Maulana, S.T., M.T yang menemukan solusi melalui mekanika fluida untuk mengembangkan sistem energi hijau, khususnya turbin angin dan turbin air yang efisien dan berkelanjutan.

“Kajiannya menawarkan alternatif nyata dan terukur dalam penyediaan energi bersih dan terjangkau. Temuan ini dapat mengisi kebutuhan mendesak terhadap ketahanan energi Indonesia melalui solusi energi terbarukan yang efisien, terjangkau, dan berkelanjutan, terutama untuk wilayah-wilayah terpencil di Indonesia,” jelas Prof Marwan.

Lalu, Prof. Darwin, S.TP., M.Sc., Ph.D. mencurahkan pemikirannya untuk mengatasi limbah pertanian, yang semakin meningkat akibat modernisasi dan industrialisasi sektor pertanian.

Prof. Darwin memberikan solusi pengelolaan limbah pertanian secara berkelanjutan dan mendorong transisi energi dengan memanfaatkan bahan lokal sebagai bahan baku energi terbarukan.

“Hasil penelitiannya dapat dijadikan acuan bagi berbagai pihak dalam menyusun program pertanian berkelanjutan, termasuk program pemberdayaan masyarakat, dengan mengajarkan kepada masyarakat bagaimana mengubah masalah lingkungan menjadi peluang energi dan ekonomi,” ungkapnya.

Kemudian, Prof. Dr. Ismail Sulaiman, S.TP., M.Sc., melihat bidang pangan sebagai pondasi utama dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian Prof. Ismail sangat penting terutama bagi dunia industri pangan, terutama UMKM di Aceh.

“Data memperlihatkan sebagian besar masyarakat kita mengkonsumsi makanan ringan 3 kali dalam sehari, namun kebanyakan makanan ringan konvensional beresiko bagi Kesehatan,” sebut Prof Marwan.

Profesor selanjutnya adalah Prof. Dr. Ir. Mirza Irwansyah, M.B.A., MLA. Melalui kepakarannya di bidang perencanaan kota, Prof. Mirza mengusulkan sebuah konsep yang disebut “MeRevolusi Kota Masa Depan”.

Kajian Prof. Mirza sangat penting untuk membentuk arah baru pembangunan kota-kota di Indonesia yang tidak hanya modern secara fisik, tapi juga berdaya tahan, adil, dan berkelanjutan.

“Konsep ini menekankan pendekatan transformatif pada perencanaan kota yang mengintegrasikan kota hijau, rendah karbon, keberlanjutan, dan ketangguhan akan bencana,” urainya.

Terakhir, ada Prof. Dr. Ir. Farid Mulana, S.T., M.Eng. yang berupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat eksploitasi material konvensional.

“Keresahan Prof. Farid berawal dari tingginya penggunaan kayu dan plastik sintetis secara massif yang menimbulkan deforestasi, erosi tanah, dan pencemaran lingkungan karena limbah yang sulit terurai,” ujar Prof Marwan.

Karena itu perlu dikembangkan material yang berkelanjutan. Prof. Farid kemudian melihat bahan-bahan seperti sekam padi, serat kelapa, serbuk kayu, fly ash, dan bentonit alam dapat dimanfaatkan sebagai biokomposit alami.

“Penemuan Prof. Farid sangat kita butuhkan, terutama untuk mendorong pemanfaatan material lokal Aceh dalam industri konstruksi, furnitur, dan komponen non-struktural lainnya, dengan nilai tambah yang tinggi. Prof. Farid menawarkan solusi nyata terhadap krisis lingkungan akibat ketergantungan pada kayu dan plastik sintetis,” ucapnya. (rif)

Artikel ini telah dibaca 66 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Griya Tuan Tapa, Rumah Singgah untuk Warga Aceh Selatan di Banda Aceh Diresmikan

23 May 2025 - 19:44 WIB

Aceh Telah Wisuda 1097 Siswa S1 dan S2 di Sekolah Lansia

23 May 2025 - 19:19 WIB

PLN dan Pemkab Gayo Lues Sepakati Kerja Sama Energi Terbarukan, Targetkan Kemandirian Energi

23 May 2025 - 16:22 WIB

Waspada Akun FB Palsu Atasnamakan Gubernur Aceh

23 May 2025 - 15:30 WIB

Badan Narkotika Nasional Kota Banda Aceh Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba Di Balai Besar Lido Bogor

23 May 2025 - 11:53 WIB

24 Mei 2025, Peringati Penetapan UNESCO, MaSA Adakan Khauri Hikayat Memory of the World, Seminar dan Pameran

23 May 2025 - 07:08 WIB

Trending di METROPOLIS