JAKARTA (RA) — Transformasi energi hijau di ujung barat Indonesia memasuki fase krusial dengan dimulainya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Seulawah di Kabupaten Aceh Besar. Proyek strategis nasional ini mendapat dukungan penuh dari Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), baik di tingkat Aceh maupun nasional.
Ketua Repnas Aceh, Mahfudz Y. Loethan, menegaskan komitmen penuh dalam mendukung proyek tersebut saat menghadiri pertemuan bersama manajemen PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan Wakil Gubernur Aceh, Fadlullah, di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (5/5/2025).
“PLTP Seulawah bukan sekadar proyek pembangkit listrik. Ini adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan, kemandirian, dan keberlanjutan peradaban Aceh,” ujar Mahfudz, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan Pembangunan Kewilayahan di KADIN Indonesia.
Ia menilai proyek ini sebagai tonggak penting dalam membangun ekosistem energi baru terbarukan (EBT) yang inklusif dan kolaboratif, serta membuka peluang luas bagi pelibatan pengusaha muda dalam berbagai skala.
“Kami ingin memastikan bahwa pengusaha muda Aceh tidak hanya menjadi penonton dalam proyek sebesar ini. Repnas akan mendorong keterlibatan aktif pengusaha lokal, baik di sektor logistik, konstruksi, teknologi maupun UMKM pendukung, agar pertumbuhan ekonomi lokal ikut bergerak,” tambah Mahfudz.
“Ini bukan hanya proyek energi, tapi momentum strategis untuk membentuk wajah pembangunan Aceh yang lebih berdaya saing, ramah lingkungan, dan berbasis partisipasi masyarakat. Komitmen kami bukan sekadar dukungan, tetapi pengawalan hingga proyek ini benar-benar memberi manfaat luas.”
Senada dengan Mahfudz, Sekretaris Jenderal BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang juga Ketua Umum Repnas Indonesia Maju, Anggawira, menegaskan bahwa pengusaha muda harus menjadi bagian aktif dari transisi energi nasional yang sedang berlangsung.
“Transformasi energi adalah agenda masa depan yang harus dijalankan dengan kolaborasi lintas sektor. Kami di Repnas Indonesia Maju berkomitmen mengawal proyek seperti PLTP Seulawah agar menjadi contoh konkret keterlibatan generasi muda dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan,” ujar Anggawira, yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO)
“Pengusaha muda harus siap mengambil peran strategis, tidak hanya sebagai penopang ekonomi lokal, tetapi juga sebagai inovator dalam pengembangan energi hijau di Indonesia,” tambahnya.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyambut baik dukungan dari berbagai elemen, termasuk pengusaha muda. Ia mengatakan bahwa sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas lokal adalah kunci keberhasilan proyek.
“Proyek PLTP Seulawah menjadi bukti komitmen kami dalam membangun energi hijau yang berkelanjutan. Kami optimistis, dengan dukungan penuh dari semua pihak, termasuk Repnas dan pemerintah daerah, proyek ini dapat berjalan sesuai target,” kata Julfi.
PLTP Seulawah dikelola oleh PT Geothermal Energy Seulawah, perusahaan patungan antara PGE (75%) dan PT Pembangunan Aceh (25%), dengan potensi pembangkitan mencapai 55 megawatt. Proyek ini telah memasuki tahap eksplorasi dan dijadwalkan memulai pengeboran pada Agustus 2025.
Wakil Gubernur Aceh, Fadlullah, menegaskan bahwa Pemerintah Aceh mendukung penuh proyek ini sebagai bagian dari visi Aceh Hijau dan kontribusi konkret terhadap bauran energi nasional.
“Kami percaya, dengan sinergi yang kuat dan komitmen bersama, PLTP Seulawah akan menjadi legacy bagi Aceh—sebuah model pembangunan hijau berbasis potensi lokal dan nilai-nilai keberlanjutan,” tutup Mahfudz.
Dengan target operasi penuh dalam empat hingga lima tahun ke depan, PLTP Seulawah diharapkan menjadi pionir energi bersih di kawasan barat Indonesia serta penggerak konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat lokal.