JANTHO (RA) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Zulfikar Aziz, SE, menyampaikan harapan agar layanan transportasi massal Trans Koetaradja dapat segera menjangkau wilayah Kecamatan Baitussalam dan Kecamatan Masjid Raya. Permintaan tersebut disampaikan menyusul peluncuran aplikasi digital Trans Koetaradja dalam perayaan ulang tahun ke-9 layanan tersebut, yang berlangsung di Depo Trans Koetaradja, Banda Aceh, Ahad (4/5/2025).
Menurut Zulfikar, meskipun saat ini Trans Koetaradja telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal layanan dan jangkauan, masih terdapat wilayah-wilayah penting di Aceh Besar yang belum terlayani secara optimal. Ia menilai Baitussalam dan Masjid Raya sebagai kawasan strategis yang memiliki mobilitas penduduk tinggi dan potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
“Kita berharap Pemerintah Aceh bisa mengakomodir aspirasi ini. Warga di Kecamatan Baitussalam dan Masjid Raya juga butuh akses transportasi publik yang nyaman, murah, dan aman. Jangan sampai masyarakat di kawasan pinggiran kota justru kesulitan akses menuju pusat aktivitas,” ujar Zulfikar yang merupakan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh Besar.
Zulfikar, yang merupakan anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) 6 yang meliputi Kecamatan Baitussalam, Darussalam, dan Masjid Raya, menambahkan bahwa permintaan penambahan rute bukan semata-mata untuk memanjakan warga, namun lebih kepada upaya pemerataan pelayanan publik. “Jangan sampai terjadi ketimpangan akses antarkecamatan. Kebutuhan transportasi adalah hak dasar yang harus dipenuhi negara,” tegasnya.
Trans Koetaradja sendiri merupakan layanan angkutan massal yang mulai beroperasi pada tahun 2016 sebagai bagian dari Program Reformasi Transportasi di Aceh. Dalam sembilan tahun terakhir, layanan ini telah berkembang pesat. Saat ini, terdapat 59 unit bus yang beroperasi melayani 14 rute dengan total panjang lintasan mencapai 184,4 kilometer. Jumlah halte pun meningkat drastis dari yang semula hanya 16 unit menjadi 94 halte yang tersebar di berbagai titik di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Peluncuran aplikasi digital Trans Koetaradja menandai langkah modernisasi layanan, memungkinkan penumpang untuk mengakses informasi jadwal bus, lokasi halte, estimasi kedatangan, serta pemetaan rute secara real time. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan, serta mendorong lebih banyak masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Zulfikar menilai bahwa modernisasi layanan juga harus dibarengi dengan perluasan cakupan rute. “Teknologi penting, tapi pemerataan akses juga tak kalah penting. Jika hanya pusat kota yang dilayani secara penuh, maka semangat keadilan sosial dalam pelayanan publik belum sepenuhnya terpenuhi,” katanya.
Kecamatan Baitussalam dan Masjid Raya adalah dua wilayah pesisir di Aceh Besar yang memiliki karakteristik demografis dan geografis yang cukup kompleks. Baitussalam, misalnya, dikenal sebagai kawasan padat penduduk yang berbatasan langsung dengan Kota Banda Aceh. Banyak warga dari kawasan ini yang bekerja, berkuliah, atau bersekolah di pusat kota. Mobilitas harian mereka tinggi, namun hingga kini belum sepenuhnya terlayani oleh moda transportasi publik seperti Trans Koetaradja.
Sementara itu, Kecamatan Masjid Raya merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi wisata pantai dan pertanian. Kehadiran layanan transportasi umum ke daerah ini dinilai dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta membuka peluang baru bagi pengembangan sektor pariwisata dan UMKM.
“Kita semua tahu bagaimana padatnya lalu lintas dari Ulee Lheue ke Darussalam atau dari Lam Ujong ke pusat kota setiap pagi dan sore hari. Kalau Trans Koetaradja masuk, beban jalan bisa dikurangi, masyarakat juga terbantu secara ekonomi,” ungkap Zulfikar.
Ia juga menyoroti pentingnya peran transportasi publik dalam mendukung pendidikan dan akses layanan kesehatan. Banyak pelajar dan mahasiswa dari kawasan Masjid Raya yang harus menempuh perjalanan jauh dan mahal ke Banda Aceh untuk bersekolah atau berkuliah. Hal serupa juga dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan tingkat lanjut di rumah sakit kota.
“Bayangkan kalau ada keluarga yang harus membawa anaknya ke RSU Zainoel Abidin tapi tak punya kendaraan pribadi. Dengan bus Trans Koetaradja, semua bisa lebih ringan,” katanya.
Wacana penambahan rute ini juga mendapat dukungan dari sejumlah masyarakat di kedua kecamatan tersebut. Muhammad, seorang pemuka masyarakat menyebutkan bahwa layanan Trans Koetaradja sangat dibutuhkan oleh warganya, terutama yang tinggal jauh dari akses transportasi utama.
“Kami berharap pemerintah serius mempertimbangkan hal ini. Anak-anak sekolah, ibu-ibu, dan warga lansia sangat terbantu kalau ada bus masuk ke daerah kami. Jangan hanya pusat kota yang diprioritaskan,” katanya.
Senada dengan itu, Fitri , seorang ibu rumah tangga di kawasan Gampong Lampineung, Baitussalam mengaku selama ini harus mengandalkan ojek online atau kendaraan pribadi suami untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah. “Semoga ini menjadi perhatian bersama. Mari kita dorong bersama, agar masyarakat di seluruh penjuru Aceh Besar bisa menikmati kemajuan yang sama,” tutup Zulfikar. (*)