class="wp-singular post-template-default single single-post postid-139402 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Polres Bireuen Tangkap Empat Pelaku Curanmor Bupati Tagore Pastikan Seluruh Program Pertanian Berjalan Efektif Menlu Spanyol: Israel Seperti Ingin Ubah Gaza Menjadi Pemakaman Luas Stok Hewan Qurban 2. 486 Ekor di Lhokseumawe, SK Wali Kota : Memperhatikan Kesehatan Hewan PBB Sebut 9 Truk Bantuan ke Gaza Hanya ‘Setetes di Lautan Kebutuhan’

Uncategorized · 8 May 2025 20:00 WIB ·

Kemilau Warisan Aceh di Panggung Dunia: Manuskrip dan Mushaf Kesultanan Bersinar di Islamic Arts Museum Malaysia


 Kemilau Warisan Aceh di Panggung Dunia: Manuskrip dan Mushaf Kesultanan Bersinar di Islamic Arts Museum Malaysia Perbesar

KUALA LUMPUR (RA) – Warisan intelektual dan budaya Aceh kembali menorehkan kebanggaan di panggung internasional. Dalam pameran besar bertajuk “Kejayaan Peradaban Islam Dunia Melayu dan Dunia Islam” yang diselenggarakan oleh Islamic Arts Museum Malaysia (IAMM) sepanjang Mei hingga Juni 2025, sejumlah manuskrip asli peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam tampil memukau di galeri utama.

Kolektor manuskrip Aceh, Tarmizi A. Hamid (yang akrab disapa Cek Midi), mengungkapkan rasa haru dan bangga atas kehadiran nama Aceh dalam pameran bergengsi tersebut. “Begitu masuk pintu galeri manuskrip, dengan mudah kita temukan nama Aceh terpampang jelas, beserta manuskrip-manuskrip asli yang mencerminkan kehebatan peradaban indatu kita,” ujar Tarmizi, yang turut didampingi ilmuwan Aceh Tgk. Fathurrahman dan Mahasiswa UUM Hasan Basri M.Nur, P.hd, Kamis (8/5/2025).

Salah satu koleksi utama yang dipamerkan adalah Tajus Salatin, sebuah kitab klasik asal Aceh yang dikenal luas sebagai ensiklopedia tata negara dalam tradisi Islam-Melayu. Kitab ini menggambarkan kedalaman pemikiran politik, etika kepemimpinan, dan struktur sosial dalam sistem pemerintahan Islam di masa kejayaan Aceh.

Selain manuskrip, pameran ini juga menampilkan puluhan mushaf Al-Qur’an kuno yang berasal dari Aceh, yang memperlihatkan corak iluminasi khas: dominasi warna emas, biru tua, dan merah marun, dengan ragam hias flora simetris nan anggun. Gaya ini telah lama dikenal dalam dunia filologi sebagai identitas kuat mushaf-mushaf Nusantara dari Aceh, yang menandakan adanya pusat penyalinan Al-Qur’an yang sangat maju di masa lampau.

“Keindahan dan kekayaan intelektual yang terpancar dari mushaf-mushaf ini diakui oleh ilmuwan filologi dunia. Ini adalah bukti bahwa Aceh pernah menjadi mercusuar ilmu dan seni Islam di Asia Tenggara,” tambah Tarmizi.

Dalam kunjungannya ke Malaysia dan Thailand, Tarmizi juga merencanakan kerja sama dengan para pengelola museum Islam di kedua negara untuk menjalin sinergi dengan Museum Manuskrip Aceh atau Rumoh Manuskrip Aceh yang ia kelola di Banda Aceh.

Ia juga mengajak Pemerintah Aceh, khususnya di bawah kepemimpinan Muzakir Manaf – Fadhlullah, untuk mendukung inisiatif pelestarian warisan ini melalui pendidikan. “Sudah waktunya sejarah kejayaan Aceh dimasukkan kembali sebagai materi pelajaran resmi di SD, SMP, SMA, hingga kampus,” seru Tarmizi.

Di tengah derasnya arus globalisasi, kemegahan warisan Aceh yang kini dikagumi dunia menjadi penanda bahwa jati diri budaya dan intelektual kita masih hidup menunggu untuk dibangkitkan kembali oleh generasi penerus.[]

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

1.117 Prajurit TNI Siap Jalankan Misi Perdamaian PBB

20 May 2025 - 19:47 WIB

BNN Kota Banda Aceh Gelar Program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di Gampong Peulanggahan

19 May 2025 - 17:42 WIB

Diduga Langgar Etika, Sofyan Ajukan Pengaduan Anggota Dewan ke BKD Lhokseumawe

15 May 2025 - 17:52 WIB

Menelusuri Harta Karun di Prodi Seni Tari ISBI Aceh

2 May 2025 - 15:08 WIB

Sergap Pengedar Narkoba, Polisi Baku Tembak di Aceh Timur 

27 April 2025 - 16:37 WIB

Pemkab Aceh Utara Siap Sukseskan TMMD ke-124 Kodim 0103/Aceh Utara

24 April 2025 - 18:02 WIB

Trending di Uncategorized