JANTHO (RA) – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menerima kunjungan istimewa dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng pada Jumat sore (9/5).
Kunjungan ini dikemas dalam bentuk sarasehan bertajuk Sarasehan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek, yang berlangsung di auditorium utama kampus ISBI Aceh.
Kedatangan Prof. Khairul Munadi disambut secara adat dengan prosesi Peusijuk, yaitu tradisi masyarakat Aceh sebagai simbol penghormatan dan doa keselamatan bagi tamu yang datang. Prosesi ini memperlihatkan kekayaan budaya lokal yang masih hidup dan dijaga di lingkungan kampus seni budaya ini.
Dalam kehangatan pertemuan tersebut, Rektor ISBI Aceh dan Dirjen Dikti juga saling berbalas pantun. Pantun-pantun yang dilontarkan mencerminkan keindahan bahasa serta kearifan lokal khas budaya Melayu yang menjadi bagian penting dalam identitas seni dan tradisi di Aceh. Momen ini pun disambut dengan tepuk tangan meriah dari hadirin, mencairkan suasana sekaligus memperkuat nilai-nilai kebudayaan dalam komunikasi akademik yang penuh makna.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala LLDIKTI Wilayah XIII Aceh, Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, serta Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh.
Kehadiran para pimpinan ini mempertegas pentingnya sinergi antarlembaga pendidikan tinggi dalam memperkuat peran seni dan budaya dalam pendidikan nasional.
Acara sarasehan dipandu langsung oleh Rektor ISBI Aceh, yang menyambut hangat kehadiran Prof. Khairul Munadi sebagai bentuk kehormatan sekaligus momentum penting bagi sivitas academia ISBI Aceh. Sarasehan ini menjadi ruang dialog terbuka antara Dirjen Dikti dengan seluruh elemen kampus, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga tenaga kependidikan.
Dalam sambutannya, Prof. Khairul Munadi menekankan pentingnya peran seni dan budaya dalam membentuk karakter generasi muda, khususnya di lingkungan perguruan tinggi. “Seni dan budaya bukan sekadar ekspresi, tapi adalah instrumen penting dalam pengembangan karakter, jati diri, dan integritas bangsa. ISBI Aceh memiliki peran besar dalam menghidupkan nilai-nilai ini di dunia akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Khairul menyatakan bahwa pendekatan humanis yang ditawarkan oleh pendidikan seni dan budaya mampu menjadi penyeimbang dalam era disrupsi teknologi Dimana rasa dan kreativitas menjadi menjadi pondasi awal.
Ia menilai bahwa perguruan tinggi seni seperti ISBI Aceh memiliki potensi besar untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga matang secara etis dan estetis.
Rektor ISBI Aceh, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan Dirjen Dikti.
“Kunjungan ini memberikan energi baru bagi kami untuk terus mengembangkan potensi ISBI Aceh sebagai pusat unggulan dalam pendidikan seni dan budaya. Kehadiran Prof. Khairul juga menjadi motivasi bagi seluruh sivitas akademia untuk terus berkarya dan berinovasi,” ucapnya.
Diskusi yang berlangsung selama sarasehan berlangsung dengan hangat dan penuh antusiasme. Mahasiswa, dosen dan tendik aktif mengajukan pertanyaan serta menyampaikan pandangan terkait tantangan dan masa depan pendidikan seni di Indonesia. Dirjen Dikti merespons dengan terbuka dan memberi banyak masukan konstruktif.
Suasana dialog yang egaliter menciptakan hubungan yang akrab antara Dirjen Dikti dengan sivitas akademia ISBI Aceh. Prof. Khairul juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan kapasitas institusi seni budaya melalui program-program strategis dan kerja sama lintas sektor termasuk dalam pengembangan sarana prasarana pendukung.
Acara ini ditutup dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama. Kunjungan Dirjen Dikti ini menjadi catatan penting dalam perjalanan ISBI Aceh sebagai lembaga pendidikan tinggi seni budaya yang terus berupaya berkontribusi aktif dalam pembangunan karakter bangsa melalui jalur budaya.(ra)