class="wp-singular post-template-default single single-post postid-140835 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Hamas-Israel Sepakati Gencatan Senjata 60 Hari YARA Gugat Kemendagri Terkait Beralihnya 4 Pulau di Aceh Singkil ke Wilayah Sumut Wagub Luncurkan Inovasi Layanan Samsat Aceh dan Insentif Pajak Kendaraan Bagi Disabilitas Agus Buntung Divonis 10 Tahun Penjara, Denda Rp 100 Juta Koordinator GeRAK Bireuen : Masyarakat Sipil Harus Dilibatkan dalam Pembangunan Daerah

NANGGROE TIMUR · 29 May 2025 16:17 WIB ·

MAPESA Temukan Makam Penguasa Pelabuhan di Pidie


 Kegiatan penyelamatan makam bersejarah oleh Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) di Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie dalam acara puncak Meuseuraya Akbar, Rabu (28/5/2025). | FOTO: ARIF MUNANDAR/RAKYAT ACEH Perbesar

Kegiatan penyelamatan makam bersejarah oleh Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) di Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie dalam acara puncak Meuseuraya Akbar, Rabu (28/5/2025). | FOTO: ARIF MUNANDAR/RAKYAT ACEH

PIDIE – Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) mendapatkan temuan baru di salah satu lokasi penyelamatan makam di Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie dalam acara puncak Meuseuraya Akbar, Rabu (28/5/2025).

Temuan tersebut yaitu salah satu pemilik kubur di kompleks pemakaman tersebut merupakan penguasa pelabuhan di Pidie. Hal tersebut disimpulkan oleh Ketua MAPESA, Mizuar Mahdi, sesuai dengan inskripsi yang terpahat di batu nisannya atas nama Khan Bandar.

“Syah dan Khan adalah dua kata dengan makna yang sama, yaitu raja, amir, pemilik, atau penguasa,” ujar Ketua MAPESA, Mizuar Mahdi dalam keterangannya, Kamis (29/5).

Redaksi inskripsi yang terpahat di kaki sisi selatan batu nisan tersebut yaitu:
1. هذا نسان خان بندر
2. ابن عبد الله
3. ابن محمد شاه

Artinya “Inilah nisan Khan Bandar putra Abdullah putra Muhammad Syah”.

Sebelumnya, MAPESA mengadakan acara puncak Meuseuraya Akbar, yaitu meuseuraya atau penyelamatan makam di dua lokasi di Desa Cot Geunduek, Kecamatan Pidie, Rabu (28/5/2025).

MAPESA juga mencanangkan Desa Cot Geunduek sebagai Gampong Warisan Sejarah Aceh. Acara kemudian dilanjutkan dengan Khanduri jeurat di meunasah desa setempat yang dihadiri Bupati Pidie, Sarjani Abdullah serta pemberian santunan terhadap sejumlah anak yatim di desa tersebut. (rif)

Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Hamas-Israel Sepakati Gencatan Senjata 60 Hari

30 May 2025 - 16:16 WIB

Wagub Aceh Temui Dua Menteri di Jakarta, Minta Dukungan Perpanjangan Dana Otsus

29 May 2025 - 07:40 WIB

USK Gelar UPT Bahasa Awards Tahun 2025

28 May 2025 - 21:38 WIB

Forbes DPR dan DPD Minta Presiden Prabowo Batalkan SK Mendagri Soal 4 Pulau di Singkil yang Diklaim Milik Sumut

28 May 2025 - 19:33 WIB

Bertemu Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Wagub Aceh Dorong Percepatan Revisi UUPA

28 May 2025 - 18:48 WIB

Mobile Action Nasabah Diretas, Uang Dalam Rekening Raib

28 May 2025 - 17:25 WIB

Trending di UTAMA