RAKYAT ACEH | Washington – Amerika Serikat telah menarik sekitar 500 tentara dari Suriah dalam beberapa pekan terakhir sejalan dengan rencana yang diumumkan untuk mengonsolidasikan kehadiran militer AS di Suriah, lapor Fox News pada Senin (2/6).
Pemberitaan yang mengutip para pejabat AS itu mengemukakan bahwa tentara AS telah mengosongkan tiga pangkalan mereka di Suriah.
Beberapa pangkalan yang dikosongkan itu, seperti Mission Support Site Euphrates, diserahkan kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sementara yang lain, seperti Mission Support Site Green Village, telah ditutup, kata laporan itu.
Sebelumnya pada April, Pentagon mengumumkan rencananya untuk mengurangi kehadiran militernya di Suriah dalam beberapa bulan mendatang dari 2.000 menjadi kurang dari 1.000 tentara.
Rencana tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengonsolidasikan pasukan AS ke lokasi-lokasi tertentu di negara itu.
Pada saat yang sama, Reuters melaporkan sebelumnya pada Senin, dengan mengutip utusan khusus baru Presiden Donald Trump untuk Suriah, Thomas Barrack, bahwa Amerika Serikat telah menyetujui inisiatif kepemimpinan baru Suriah untuk merekrut ribuan mantan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham ke dalam militernya.
Oposisi bersenjata Suriah merebut Damaskus pada 8 Desember 2024. Bashar Assad mengundurkan diri sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara itu.
Pemimpin oposisi bersenjata Ahmed al-Sharaa dinyatakan sebagai presiden transisi pada Januari 2025, dan kabinet baru dibentuk pada Maret.
Sumber: Sputnik-OANA
ANTARA 2025