class="post-template-default single single-post postid-109974 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
16 Napi Lapas Kutancane yang Kabur Berhasil Ditangkap, Berawal dari Minta Bilik Asmara Tender Gedung MTQ Diduga Kangkangi Sejumlah Aturan, Termasuk Kesepakatan Bersama DPRK. 9 Hal yang Bisa Membatalkan Puasa Ramadhan Menurut Buya Yahya Pejabat Tak Disiplin, Wali Kota Sayuti Ancam Copot Jabatannya Prabowo Panggil Pandawara Group Bahas Isu Lingkungan Dan Sampah

NASIONAL · 22 Feb 2024 14:43 WIB ·

BMKG Sebut Istilah Angin Puting Beliung dan Tornado Sama, tapi Kecepatan Anginnya Beda


 Angin puting beliung melanda wilayah Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2) Perbesar

Angin puting beliung melanda wilayah Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2)

HARIANRAKYATACEH.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa angin puting beliung dan tornado memiliki makna yang sama. Keduanya menunjukkan pada fenomena alam berupa pusaran angin yang kuat, berbahaya, dan berpotensi merusak.

“Istilah tornado itu biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer, maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan, Kamis (22/2).

Hal itu, bila di Indonesia, kata Guswanto, seringkali disebut dengan istilah angin puting beliung, yaitu pusaran angin dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika.

“Sehingga kami mengimbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat,” ucapnya.

“Cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah,” pungkas Guswanto.

Sebelumnya, Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut bencana yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung dan beberapa kecamatan di Kabupaten Sumedang, merupakan tornado. Menurutnya, peristiwa di Rancaekek sama persis dengan yang terjadi di Amerika Serikat pada 2004 lalu.

“Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat, memiliki kemiripan 99,99%,” ujarnya dalam akun X @EYulihasitin, dikutip Kamis (22/2).

Ia juga menerangkan, efek yang dihasilkan tornado seperti yang terjadi di Rancaekek berbeda dengan efek yang ditimbulkan angin puting beliung.

“Efek tornado beda dengan puting beliung. Tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas,” ungkapnya.

Editor: Estu Suryowati

Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Prabowo Panggil Pandawara Group Bahas Isu Lingkungan Dan Sampah

11 March 2025 - 12:01 WIB

Presiden Prabowo Tinjau Warga Terdampak Banjir di Bekasi

9 March 2025 - 05:23 WIB

dr. Richard Lee jadi Mualaf Dua Tahun Lalu, Baru Bicara ke Publik usai Dapat Restu Ibu

6 March 2025 - 16:43 WIB

Presiden Prabowo Subianto Tekankan Profesionalisme dalam Pemilihan Tim Danantara

5 March 2025 - 20:44 WIB

Haji Uma: Pemerintah Harus Perhatikan Kesejahteraan Perangkat Desa

5 March 2025 - 19:50 WIB

Pemerintah Siap Lindungi Jemaah Haji dan Petugas Haji ke dalam Progam JKN

5 March 2025 - 09:03 WIB

Trending di EKBIS