class="post-template-default single single-post postid-111949 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Puting Beliung Porak-poranda 8 Rumah Warga Meulaboh Aster Kodam IM Cek Serapan Gabah di Aceh Utara  Aster Kasdam IM Tinjau Program Sergab di Wilayah Kodim 0111/Bireuen Perang Kembali Mengguncang Suriah usai Runtuhnya Rezim Assad, Situasi Makin Memanas? 16 Napi Lapas Kutancane yang Kabur Berhasil Ditangkap, Berawal dari Minta Bilik Asmara

NANGGROE TIMUR · 29 Mar 2024 16:32 WIB ·

Komnas HAM: Pemerintah Harus Jaga Tulang Belulang di Rumoh Geudong Korban Pelanggaran HAM di Aceh


 Ahli waris korban pelanggaran HAM berat, Heri Mafrizal, berdiri di bekas tangga dari konstruksi yang masih tersisa di lokasi Rumoh Geudong di Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (9/7/2023). Pemerintah Indonesia berencana untuk membangun Living Park Rumoh Geudong yang pada masa konflik Aceh merupakan lokasi terjadinya pelanggaran HAM berat. ANTARA/FB Anggoro. (ANTARA FOTO/FB Anggoro) Perbesar

Ahli waris korban pelanggaran HAM berat, Heri Mafrizal, berdiri di bekas tangga dari konstruksi yang masih tersisa di lokasi Rumoh Geudong di Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (9/7/2023). Pemerintah Indonesia berencana untuk membangun Living Park Rumoh Geudong yang pada masa konflik Aceh merupakan lokasi terjadinya pelanggaran HAM berat. ANTARA/FB Anggoro. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

HARIANRAKYATACEH.COM – Komnas HAM meminta pemerintah menjaga tulang belulang yang ditemukan pada lokasi proyek pembangunan Memorial Living Park Rumoh Geudong di Desa Bili Aroen, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Ketua Tim Tindak Lanjut Hasil Penyelidikan Pelanggaran HAM Berat Komnas HAM Abdul Haris Semendawal menyatakan langkah tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keterkaitan bukti-bukti tersebut dengan Peristiwa Rumoh Geudong.

“Komnas HAM meminta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan beserta Pemerintah Aceh dan Pemkab Pidie untuk menjaga tulang belulang tersebut,” ujar Abdul dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pembangunan Memorial Living Park merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.

Sebagaimana telah diketahui, tambah Abdul, lokasi pembangunan Memorial Living Park Rumoh Geudong merupakan salah satu Pos Satuan Taktis dan Strategis saat pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh pada 1989 hingga 1998.

Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM, Rumoh Geudong merupakan tempat terjadinya peristiwa pelanggaran HAM yang berat pada 1989 hingga 1998.

Selain meminta pemerintah menjaga temuan tulang belulang itu, Abdul juga berharap Jaksa Agung selaku penyidik pelanggaran HAM berat melakukan uji forensik, termasuk tes DNA, guna memastikan identitas korban dengan keluarga yang masih ada.

Pemerintah turut diminta membuka ruang bagi korban, keluarga korban, dan publik untuk dapat mengetahui informasi temuan tersebut sebagai pemenuhan hak korban dalam mengetahui kebenaran.

Ia tak menampik pembangunan Memorial Living Park sebagai langkah mengabadikan memori pada lokasi terjadinya peristiwa pelanggaran HAM berat merupakan hal penting.

“Namun, perlu dilakukan dengan prinsip kehati-hatian mengingat kemungkinan adanya bukti-bukti lain di wilayah pembangunan Memorial Living Park tersebut,” tambah Abdul.

Untuk itu, dia berharap semua pihak mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Sebelumnya, pekerja proyek pembangunan Memorial Living Park Rumoh Geudong menemukan tulang belulang manusia yang diduga korban pembunuhan di luar proses hukum saat pemberlakuan DOM di Aceh.

Tulang belulang itu ditemukan di sekitar bangunan tugu dalam kompleks Rumoh Geudong. Tulang belulang yang ditemukan, yakni tulang lengan, tulang kaki, dan enam tulang paha.

Semua tulang tersebut telah dikuburkan dalam satu liang dipimpin oleh imam atau pemuka agama setempat secara agama Islam pada awal Maret 2024.

Pemerintah Indonesia mencatat terdapat beberapa kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, dengan tiga kasus di antaranya ada di Aceh, yakni peristiwa Simpang KKA, Jambo Keupok, dan Rumoh Geudong.

Sumber : Antara

Artikel ini telah dibaca 132 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Prabowo Umumkan Penyaluran Tunjangan Guru Langsung ke Rekening: Untuk Apa Berlama-lama?

13 March 2025 - 17:13 WIB

Wakil Gubernur Silaturahmi ke Kediaman Almarhum Abu Tumin Blang Bladeh, Disambut Langsung Putra dan Pimpinan Dayah

13 March 2025 - 16:58 WIB

HIPMI Aceh Pilih Ketum Baru

13 March 2025 - 06:43 WIB

Aceh Tegaskan Kekhususan Regulasi Syariat Islam dalam Sektor Perbankan

12 March 2025 - 22:38 WIB

Pengguna Jalan Sambut Positif Pembagian Takjil Oleh Bidhumas Polda Aceh

12 March 2025 - 21:45 WIB

Mualem : Upayakan Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia dari Aceh

12 March 2025 - 20:08 WIB

Trending di METROPOLIS