RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – PT. PLN Unit Induk Wilayah Aceh memberikan penjelasan mengenai kondisi kelistrikan kepada para mahasiswa di Banda Aceh, pada Kamis (6/6) malam. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai sistem kelistrikan di wilayah Aceh serta tantangan dan solusi yang dihadapi oleh PLN.
Dalam acara tersebut, Senior Manager Distribusi PLN UID Aceh, Fauzan ST dan Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum, Nurlana, SE. Ak, dan Eka Rahma Daniati selaku Manager UP3 Banda Aceh menjelaskan berbagai aspek penting terkait penyediaan listrik, termasuk kapasitas pembangkit, distribusi, pemeliharaan jaringan, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
PLN menjelaskan penyebab utama terjadinya gangguan kelistrikan dalam beberapa waktu terakhir, yang mengakibatkan pemadaman. Fauzan juga membahas langkah-langkah yang diambil PLN untuk memastikan pasokan listrik yang stabil dan andal bagi masyarakat Aceh.
Fauzan menjelaskan bahwa ada dua penyebab terjadinya gangguan kelistrikan di Aceh. Pertama, adanya sambaran petir yang menyebabkan gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi atau SUTT 150 kV Gardu Induk Langsa – Idi pada Senin (3/6) dini hari.
Gangguan ini berdampak terhadap pembangkit di Provinsi Aceh, menyebabkan pemadaman di sebagian wilayah Aceh. Saat gangguan teratasi, kemudian terjadi gangguan pada jaringan transmisi Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) Lubuk Linggau – Lahat 2 pada Selasa (4/6) pukul 10.58 WIB, yang mengakibatkan gangguan kelistrikan di Pulau Sumatera sampai Aceh.
Menanggapi gangguan tersebut, tim teknis melakukan recovery PLTU Nagan Agar dan memperbaiki gangguan transmisi. Meski luasnya jaringan transmisi di Pulau Sumatera menjadi tantangan, seluruh Gardu Induk yang terdampak akhirnya berhasil dinormalkan kembali. Namun, proses masuknya listrik dari pembangkit ke pelanggan membutuhkan waktu sekitar 8-12 jam, terutama PLTU Nagan Raya.
Para mahasiswa yang hadir mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan pihak PLN, mengajukan pertanyaan, dan memberikan masukan. PT. PLN Unit Induk Wilayah Aceh menegaskan komitmennya untuk terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan berinovasi dalam menghadapi tantangan kelistrikan di masa depan.
Lebih lanjut, Fauzan menyampaikan bahwa PLN mendapatkan pembelajaran dari kejadian sambaran petir tersebut. Langkah konkret telah diambil untuk memperkuat Gardu Induk Langsa – Idi dengan memasang penangkal petir, guna meningkatkan pelayanan dan keandalan sistem kelistrikan. Sebelumnya, daerah yang sangat rawan petir seperti Bireuen sampai Lhokseumawe telah diperkuat.
Fauzan menjelaskan bahwa kelistrikan di Aceh ditunjang oleh dua sistem, yaitu sistem interkoneksi Sumatera 150 kilovolt dan sistem isolated atau tertutup. PLN Aceh memiliki rencana penambahan 11 pembangkit lagi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Aceh.
Untuk sistem interkoneksi Sumatera, total daya mampu yang dimiliki mencapai 1014,1 MW dengan beban puncak 563 MW, sehingga terdapat surplus sebesar 451,1 MW. Sedangkan untuk sistem isolated, total daya mampu adalah 31,63 MW dengan beban puncak 24,96 MW, yang berarti terdapat surplus sebesar 6,67 MW.
“Pembangkit grid ada 19 dan pembangkit isolated ada 6 pembangkit. Selain itu, ada rencana penambahan 11 pembangkit lagi di Aceh,” ujarnya.
Adapun 19 pembangkit tersebut adalah: PLTU Nagan Raya 1, PLTU Nagan Raya 2, PLTU Nagan Raya 3, PLTU Nagan Raya 4, PLTMG Arun, PLTMG Arun Peaker, PLTD Lueng Bata, PLTD Pulo Pisang, PLTD Ayangan, PLTD Cot Trueng, PLTMH Sepakat, PLTMH Lawe Sikap, PLTMH Krueng Isep, PLTD Teunom, PLTD Lamno, PLTD Seunebok, PLTD Rimo, PLTD Tapak Tuan, dan PLTD Setia. Sedangkan enam pembangkit isolated, yakni: pembangkit Deudap,Seurapung,Pusong,Haloban, Sinabang Sabang Selain itu, ada juga pembangkit di Blangkejeren, Kota Fajar, dan Pulau Balai.
Salah seorang peserta Hawanis menyampaikan harapannya agar sistem kelistrikan di Aceh semakin baik dan gangguan dapat segera diatasi. Meski begitu, ia menyambut baik langkah cepat PLN Aceh dalam mengatasi kejadian tersebut, termasuk memberikan informasi kepada masyarakat dan mahasiswa. Melalui acara ini, diharapkan hubungan antara PLN dan masyarakat, khususnya kalangan akademisi, semakin erat dan saling mendukung. (slm)