KAZAN (RA) – Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menerima kehormatan sebagai keynote speaker dalam ajang internasional Kazan Forum 2025 yang berlangsung pada 15-16 Mei 2025 di Kota Kazan, Republik Tatarstan, Federasi Rusia.
Kabag Kerjasama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris dalam keterangannya mengatakan, pada sesi bertajuk “Halal Tourism and Priority Projects” Jumat, 16 Mei 2025, Wali Nanggroe memaparkan secara komprehensif potensi pariwisata halal (halal tourism) yang sedang dikembangkan di Aceh.
Selama mengikuti forum tersebut selama dua hari, Wali Nanggroe di dampingi langsung oleh Wakil Mentri Hukum Republik Tatarstan, Federasi Rusia Marat Nizamiev
Forum ini menjadi platform strategis bagi para pemangku kepentingan global dalam industri halal, termasuk pakar terkemuka dunia Islam, perwakilan organisasi internasional, diplomat, ulama, badan pemerintah, lembaga keuangan, pelaku bisnis, investor, anggota parlemen, hingga media internasional.
Forum juga mencerminkan komitmen Rusia dalam memperluas kerja sama ekonomi dan sosial dengan negara-negara mayoritas Muslim.
Dalam sambutannya, Wali Nanggroe mengawali dengan pengenalan terhadap Aceh, baik dari aspek sejarah, geografis, maupun identitas Aceh sebagai daerah yang menerapkan kental dengan nuansa Islami. Ia menekankan bahwa Aceh memiliki posisi strategis dan potensi besar dalam pengembangan wisata halal, sejalan dengan nilai-nilai budaya dan religius yang dipegang teguh oleh masyarakatnya.
“Sebagai daerah yang turut menjalankan aturan Islam secara formal, Aceh tidak hanya menawarkan keindahan alam yang masih natural dan lestari, namun juga menjamin kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan Muslim melalui ekosistem wisata halal yang sedang dibangun secara sistematis,” ujar Wali Nanggroe dalam pidatonya.
Lebih lanjut, Wali Nanggroe menyoroti peluang Aceh untuk menjadi bagian penting dalam penyusunan dan penguatan standar halal internasional. Dalam konteks globalisasi ekonomi Islam, Aceh dinilai berpotensi menjadi mitra strategis.
“Tidak hanya bagi Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya, tetapi juga bagi komunitas internasional yang mengedepankan prinsip halal dalam sektor pariwisata, perdagangan, dan layanan,” sebut Wali Nanggroe.
Kazan Forum 2025 mencakup lebih dari 100 sesi tematik yang melibatkan berbagai bidang, mulai dari kerja sama internasional, keuangan Islam, transportasi dan logistik, sains dan teknologi, hingga industri kreatif dan media.
Beberapa kegiatan unggulan di forum ini antara lain Konferensi Internasional tentang Transportasi dan Logistik, Perjanjian Koridor Transportasi Internasional “Utara–Selatan”, Russia Halal Expo, festival busana Islami “Modest Fashion Day”, serta kompetisi koki muda internasional dari negara-negara Islam.
Partisipasi Wali Nanggroe dalam forum ini tidak hanya memperkenalkan potensi Aceh sebagai destinasi wisata halal dunia, tetapi juga memperkuat peran Indonesia sebagai kontributor aktif dalam peta kerja sama internasional di sektor industri halal dan ekonomi Islam global.
Pada kegiatan itu, Wali Nanggroe berkesempatan bertemu dengan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon. Dalam pertemuan itu, turut dibahas pentingnya upaya penguatan industri budaya, yang berakar pada kearifan lokal, sebagai usaha memperkenalkan kebudayaan Indonesia di tingkat global.
“Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beragam ekspresi budaya dan warisan budaya tak benda. Merupakan tanggungjawab kita semua untuk memastikan seluruh warisan buda bangsa ini terus lestari. Bukan hanya dinikmati, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui penguatan kapasitas industri budaya,” kata Fadli Zon.(ra)