Mahasiswa senior Unmuha melakukan ospek bagi adek leting dalam Sikmaba Unmuha 2016 di Banda Aceh, Sabtu (3/9). Pelaksanaan ospek kampus tersebut masih melakukan sistem pelonco. HENDRI/RAKYAT ACEH
BANDA ACEH (RA)- Ratusan mahasiswa dari Fakultas Teknik Unmuha menyerang sekretariat Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Muhammadiyah Aceh, Sabtu (3/9) Malam.
Akibatnya, tiga mahasiswa dilarikan ke rumah sakit dan seluruh isi sekret Mapala Unmuha hancur bersama seluruh alat di dalamnya.
Akibat dari kejadian ini, kerugian mencapai puluhan juta rupiah, dua unit sepeda motor milik anggota Mapala juga tak luput dari serangan tersebut, berserta dengan tv, computer dan alat bertualang.
Menurut pentauan Rakyat Aceh di lapangan, kejadian ini dipicu karena orientasi mahasiswa (Maba) dari Mahasiswa Fakultas Teknik, mereka selain melakukan ospek arogan kepada mahasiswa baru, juga menggunakan Motto Mapala, yakni “Siap Dipimpin dan Memimpin” yang diberikan pada mahasiswa baru.
Lalu seorang anggota Mapala Unmuha bernama Reja Wahyudi marah dan ingin menjumpai koordinator Teknik, untuk mengklarisifikasi maksud anak-anak teknik menggunakan slogan mereka, sekira pada pukul 15.00 WIB saat itu, anggota teknik berjanji akan menjumpai mereka.
Lalu, waktu yang sudah sampai pukul 18.00 Wib, membuat Reja tak sabar lagi menunggu, dan menjumpai sejumlah mahasiswa Teknik, pada saat itu pertikaian berlangsung. Hingga seorang anak bernama samsul mengalami luka di bagian kepala, akibat pertikaian antara 10 orang anak-anak teknik melawan satu orang Reja.
Kemudian seluruh anak-anak Teknik emosi dan tak mau terima dengan kejadian tersebut, karena kawan mereka mengalami luka parah.
Usai azan magrib, ratusan anak-anak teknik dengan menggunakan helm dan balok di tangan, langsung menyerang sektretariat setelah lampu juga ikut dipadamkan, di dalam sekret, anggota mapala berjumlah enam orang sedang melaksanakan shalat magrib.
Pada saat itulah bentrokan kedua kubu tak terhindarkan lagi selama 20 menit, hingga mengakibatkan Selly Hartini dan Reja dari anggota Mapala dilarikan ke rumah Sakit, setelah pihak kepolisian dari jajaran Polresta Banda Aceh bersama Satpam kampus, mengamankan betrokan tersebut.
“Saya di dalam, kami sedang shalat, tiba-tiba datang mereka, kami langsung sembunyi depan tv, kayu dan batu semua menyerang kami, waktu itu saya sudah tidak tahu apa-apa lagi, saya bersembunyi di belakang tembok,” kata Selly Hartini.
Menurutnya, penyerangan itu terjadi selama 20 menit, setelah datang pihak kepolisian baru pasukan Teknik mundur dan kondisi aman, setelah itu mereka baru melihat sekret mapala hancur.
“Setelah polisi datang kami lihat Reja sudah terletak di depan pintu sekret, dan muka saya terasa pegal-pegal, langsung saya diangkat dan Reja pun di bawa ambulance,” kisahnya.
Kemudian setelah kejadian itu, pihak kepolisian dari Polsek Lueng Bata, yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Lueng Bata, AKP Ade, mengajak pimpinan kampus dan kedua kubu untuk berdikusi. Keputusan damai pun tercapai.
Akhirnya Damai
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol T Saladin melalui Kapolsek Lueng Bata AKP Edi Saputra mengatakan, bentrokan tersebut disebabkan karena slogan untuk orientasi mahasiswa baru.
“Kami sudah duduk bersama dan keduanya sudah sepakat berdamai. Kasus ini sudah diambil alih oleh pembantu rektor III dan akan diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Kapolsek Lueng Bata, AKP Edi Saputra.
Edi juga menjelaskan, pihaknya juga siap melanjutkan kasus tersebut apabila ada pihak yang akan membuat laporan. Pasalnya seluruh data bentrokan sudah dikantonginya.
“Kasus ini di bawah naungan kampus Unmuha. Tapi saya harap tidak perlu melibatkan pihak lain atau jalur hukum, yang ada hanya tambah panjang dan menjadi hal buruk untuk kampus,” harapnya.
Sementara itu, pihak rektorat kampus, PR III, Zardan mengatakan, pihak kampus akan menyelesaikan semuanya, termasuk alat-alat yang rusak, serta pada saat kejadian dirinya juga turun langsung untuk menderaikan pertikaan.
“Kita akan selesaikan semua, mudah-mudahan tidak ada keributan lagi, kejadian ini karena mereka lagi panas,” pungkasnya. (Ibi/rif)