HARIANRAKYATACEH.COM – Setelah tidak lagi bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mantan 57 pegawai yang dipecat kini menjalani aktivitas kesehariannya masing-masing. Hal ini juga dilakukan oleh Harun Al Rasyid, yang terkenal dengan sebutan ‘Raja OTT’ saat masih bertugas di KPK.
Harun yang karib disapa Cak Harun itu kini mengisi kegiatan kesehariannya dengan mengelola sebuah Pondok Pesantren. Bahkan dia pun harus berjualan untuk menutupi hidup kesehariannya.
“Harun Al Rasyid nama lengkapnya. Mantan Penyelidik Utama KPK (Kasatgas). Seorang Doktor Hukum dan salah seorang pegawai KPK angkatan pertama,” kata mantan pegawai KPK Aulia Postiera dalam unggahan pada akun media sosial pribadinya @paidjorajo, Selasa (12/10).
“Sementara ini, mengisi hari-harinya dengan mengelola pesantren dan barang dagangannya untuk didistribusikan dan dijual ke warung-warung,” imbuhnya.
Menurut Aulia, rekannya Harun yang merupakan mantan penyelidik KPK berprestasi. Menurutnya, selama di KPK Harun banyak melakukan operasi tangkap tangan (OTT), sehingga tak ayal dia dijuluki dengan panggilan ‘Raja OTT’.
“Banyak dari kasus OTT yang ditanganinya bersama Anggota Satgasnya dalam bbrp tahun terakhir, sehingga dia tak salah juga mendapat julukan sebagai Raja OTT,” ungkap Aulia.
Meski dipecat dari KPK dengan dalih tidak memenuhi syarat asesmen tes wawasan kebangsaan (TWT), lanjut Aulia, rekannya merupakan orang yang cerdas. Bahkan dia bisa membuat karya sebuah buku dengan judul ‘Fiqih Korupsi’ dan ‘Fikih Persaingan Usaha dan Moralitas Antikorupsi’
“Harun adalah satu dari 57 orang pegawai KPK yang dipecat dengan cara-cara jahat dan kotor oleh Pimpinan KPK. Namun hal itu tidak menyurutkan Harun untuk tetap produktif. Ini adalah dua buku yang sudah ditulis oleh Harun (Fiqih Korupsi dan Fikih Persaingan Usaha dan Moralitas Antikorupsi),” pungkas Aulia.
Aulia lantas mendoakan rekannya tersebut untuk selalu diberikan kesehatan. Dia mengharapkan, Harun tetap bisa menginspirasi banyak orang meski tidak lagi bertugas di KPK.
“Sehat selalu dan tetaplah menjadi inspirasi banyak orang, Cak!,” harap Aulia menandaskan.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Muhammad Ridwan