BANDA ACEH (RA) – Ikatan Alumni Magister Ilmu Kebencanaan (IKAMIK) Unsyiah mengecam keras penggelapan bantuan beras untuk korban gempa di Pidie Jaya.
Ketua IKAMIK Unsyiah, Muhammad Daud, M.Si menyesalkan perbuatan penggelapan beras yang diduga melibatkan oknum BPBD Pidie Jaya karena mengakibatkan kekecewaan donatur.
“Penggelapan bantuan tersebut akan berakibat hilangnya rasa percaya masyarakat/ penyumbang kepada pengelola yaitu BPBD,” ujar Muhammad Daud, Selasa (23/1).
Pihaknya mengapresiasi aparat kepolisian yang telah berhasil menggagalkan penggelapan beras bantuan bencana itu, ia meminta pelaku harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.
“Kami mengecam keras tindakan penggelapan bantuan beras 4.5 ton itu. Ini sungguh memalukan sekali, bantuan yang seharusnya diperuntukkan untuk korban gempa namun diselewengkan,” sebutnya lagi.
Terkait bantahan Kepala Pelaksana BPBD Pidie Jaya M. Nasir, bahwa pihaknya tidak menggelapkan beras bantuan namun hanya ingin menitipkan kepada toko atau kilang padi untuk dihargakan dan akan diambil nanti pada saat terjadi bencana.
Menurut Muhammad Daud, itu hanyalah alasan “pancuri meu ijakrong” untuk menitipkan beras bantuan kepada toko/ kilang padi sebagaimana penjelasan mereka, sekurang-kurangnya harus mendapatkan persetujuan dari Sekda Kab. Pidie Jaya selaku Kepala BPBD di daerah, namun dalam masalah ini kepala pelaksana BPBD mengaku tidak mengetahui tentang penggelapan beras bantuan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Polsek Meureudu berhasil menggagalkan aksi penggelapan beras bantuan bencana gempa Pijay. Sebuah truck bermuatan beras itu tangkap pada Jumat 19 Januari 2018 sekira pukul 22.00.
Dugaan sementara beras bantuan bencana pada BPBD ini rencananya akan dibawa ke salah satu kilang padi di Samalanga, Kabupaten Bireuen. (ra)