class="post-template-default single single-post postid-11207 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

METROPOLIS · 1 Feb 2018 04:03 WIB ·

GDAD Bendung Sabu dan Ganja


 IST/Rakyat Aceh Perbesar

IST/Rakyat Aceh

Banda Aceh (RA) – Gubernur Aceh Drh. Irwandi Yusuf, M.sc dan Kepala Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Aceh Brigjen Pol. Drs. Faisal AN, M.H menghadiri rapat Grand Design Alternative Development (GDAD) Aceh bersama BNN RI, BAPPENAS, Kementerian Lembaga Terkait, Bupati Aceh Besar, Bupati Bireuen, dan Bupati Gayo Lues yang di gelar di kantor BAPPENAS Taman Suropati Jakarta, Selasa (30/1).

Rapat dimulai pukul 14.00 dibuka oleh deputi bidang otonomi daerah Bappenas Bapak DR. Ir. Taufik Hanafi, MUP dengan paparan pembuka tentang pentingnya program AD dalam kerangka RPJP dan peran aktif K/L dalam mendukung program tersebut.

Program Alternative Development (AD) adalah program yang didesain khusus untuk menurunkan dan mengganti tanaman Narkotika dan telah berhasil di berbagai Negara penghasil tanaman Narkotika.

Taufik juga memaparkan Dampak produksi Ganja dan penyalahgunaannya secara multidimensi merugikan bangsa, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan bangsa.

Kegagalan mencegah dan menghadang ganja dari Aceh untuk tidak menyebar ke seluruh Indonesia menyebabkan produksi dan penyalahgunaan Ganja marak di mana-mana. Oleh karena itu tujuan Grand Design Alternative Development (GDAD) adalah mengentaskan produksi Ganja di provinsi Aceh terutama di 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bireuen.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan, Aceh kini sudah demam sabu dan bukan ganja lagi, namun gubernur Aceh tidak mendukung penanaman ganja tersebut, jelasnya.

Sementara itu wakil Bupati gayo lues Said Sani dalam sambutannya mengatakan, Ganja diyakini sebagai sumber orang dahulu untuk menghalau hama tembakau namun lama kelamaan menjadi komoditi, khususnya di kecamatan pining dan agusen.

Gayo Lues memiliki lokasi strategis untuk rehabilitasi dan juga kawasan rawan narkoba khususnya pintu gerbang di empat persimpangan dari dan menuju Aceh. Said Sani juga menyampaikan, Gayo Lues memiliki potensi komoditi dan budidaya sereh wangi untuk alih fungsi lahan ganja.

Di kesempatan tersebut Kepala BNNP ACEH Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser, M.H menyambut baik dan berterimakasih atas kehadiran Bapak Gubernur Aceh dan para stekholder dari daerah. (rel/rif)

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama

5 February 2025 - 09:40 WIB

Fakhruddin Terpilih sebagai Ketua MKKS SMP Aceh Besar periode 2025-2028

4 February 2025 - 16:48 WIB

Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk

4 February 2025 - 14:22 WIB

Keuchik Aceh Tuntut Masa Jabatan 8 Tahun

4 February 2025 - 14:17 WIB

Ketua DPRK Aceh Besar Abdul Muchti: Jaga Kondusivitas Untuk Aceh Besar yang Lebih Baik Apresiasi Langkah Taktis Eksekutif Membuat APBK On The Track Kembali

4 February 2025 - 12:13 WIB

Maksimalkan Sertifikasi Halal Produk, LP3H-MA Provinsi Aceh Audiensi dengan Disdikbud Kota Banda Aceh

4 February 2025 - 09:49 WIB

Trending di METROPOLIS