BIREUEN (RA) –Dinas Sosial Bireuen mulai kewalahan memenuhi komsumsi puluhan pengungsi Rohingya yang masih berada di SKB Cot Gapu Bireuen. Pihak dinas bingung dari mana dana akan dikumpulkan.
IOM sebagai organisasi dunia untuk pengungsi juga sejak 31 Agustus lalu, tidak lagi membiayai karena telah habis masa tanggap darurat. Sementara proses relokasi 79 orang pengungsi Rohingya dari SKB Cot Gapu Bireuen ke Langsa, sebagaiman rencana pemerintah, juga tak jelas.
“Yang sangat penting lagi saudara-saudara kita harus segera direlokasi ke tempat yang lebih layak.
Pemkot Langsa gadoh peugah siap-siap wate rapat dengan Kemenkumham, tapi surat kesiapan tidak pernah ada,” tegas Kepala Dinas Sosial Bireuen Drs Murdani
Hal itu menyikapi pertanyaan wartawan, Selasa (18/9) malam, terkait informasi diperoleh Satgas di pengungsi Rohingnya hadir sejak 20 April, mulai kekurangan stok bahan makanan.
Tidak ada persediaan mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari yakni ikan segar 12 kg/hari, sayuran sesuai kebutuhan, air mineral 14 glon/hari, gas elpiji 9 kg/hari, bagi yang mau menyumbang hubungi Satgas.
Tidur di Ruang Terbuka
Kadinsos juga membenarkan sudah beberapa waktu terakhir Rohingya laki-laki harus tidur di ruang terbuka dekat pos pelayanan Satgas dan relawan, sebab ruangan yang ditempati sedang direhap, untuk perempuan dan anak-anak masih diruang semula.
“Tidak layak lagi dan tidak jelas harus dianggarkan dari sumber mana, tanggap darurat habis masa, kami selama ini mungkin masih bisa menahan diri agar saudara kita tenang,” ungkapnya, ditanyai Rakyat Aceh.
Disampaikan juga hasil rapat pemantapan koordinasi membahas penanganan pengungsi etnis Rohingya di Bireuen, yang digelar di Banda Aceh, dipimpin Deputi Kemenkumham, diberi waktu 1 minggu dari 6 September agar ada keputusan, tapi tidak ada keputusan sudah saat ini, tandasnya. (rah/min)