class="post-template-default single single-post postid-15117 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

DAERAH · 23 Oct 2018 06:51 WIB ·

DPRK Sidak RSUD CND Meulaboh


 SIDAK: Ketua DPRK Aceh Barat melakukan sidak di RSUD-CND Meulaboh, Senin (22/10).
Denni Sartika Perbesar

SIDAK: Ketua DPRK Aceh Barat melakukan sidak di RSUD-CND Meulaboh, Senin (22/10). Denni Sartika

MEULABOH (RA) – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSU-CND) Meulaboh, usai meninggalnya dua pasien ruang anak, pasca disuntik pada Jumat (19/10) malam lalu.

Dalam sidak itu, legislative DPRK Aceh Barat menemukan sejumlah kejanggalan atas peristiwa meninggalnya Alfareza (11) dan Asrul Amilin (15).

Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli SE, Senin (22/10) kemarin menuturkan beberapa kejanggalan yang terjadi, seperti empat petugas malam yang piket merupakan Tenaga Harian Lepas (THL), tanpa memperoleh dampingan pegawai perawat dari PNS.

“Banyak kejanggalan ini. Salah satunya petugas jaga malam, semua tenaga THL. Sedangkan yang ASN nya nggak ada. Udah itu ada satu orang anak petugas baru yang piket malam itu,” ucap Ramli SE.

Dari laporan yang terdata, Ramli SE, menuturkan petugas medis yang berstatus ASN malam itu, sedang sakit sehingga tidak dapat masuk. Apapun jenis kealpaan perawat PNS tersebut, membuat Ramli SE sangat kecewa. “Harusnya peristiwa demikian tidak terjadi,” tuturnya.

Selain itu, dalam kunjungannya, Ramli SE, sempat meminta bertemu dengan dokter Samson, yang bertugas di ruang anak. Namun, saat dihubungi via telepon, sang dokter menolak bertemu dengan alasan masih trauma dengan kejadian tersebut.

Selanjutnya, anggota legislator mengambil sejumlah dokumen, serta resep obat yang dikeluarkan untuk serum suntik yang diberikan kepada Alfareza dan Asrul Amilin.

Dirinya, mengaku sangat mendukung pihak kepolisian mengusut tuntas kasus meninggalnya Alfareza warga Pante Cereumun, Aceh Barat dan Asrul Amilin, warga Desa Sarah Raya, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya.

“Tepat jika Polisi bereaksi cepat mencari fakta sebenar dibalik kematian pasien ini. Apa mal praktek atau tidak,” ungkapnya.

Ia meminta manajemen rumah sakit untuk segera melakukan pembenahan terhadap pelayanan rumah sakit itu, lantaran menurutnya selama ini cukup banyak masalah yang terjadi dirumah sakit tersebut, karena banyak laporan masyarakat yang masuk ke meja dewan.

Sementara itu Bidang Hukum, Kemitraan dan Humas, RSUCND Meulaboh, Yunizar, mengatakan hingga saat ini pihaknya sedang melakukan audit atas peristiwa tersebut, sehingga belum bisa menyampaikan kesimpulan.

Untuk investigasi, kata dia, juga sudah dilakukan semua petugas malam itu sudah dikumpulkan oleh pihak manajamen rumah sakit tersebut guna dimintai keterangan. “Kalau untuk obat jenisnya generik. Untuk sementara kami tetap dalam keadaan audit. Investigasi sudah tapi tetap juga kami belum ada hasil yang kongkrit,” jawab Yunizar. (den/bai)

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pemerintah Aceh Barat Renovasi Tugu Simpang Pelor Meulaboh

5 February 2025 - 16:36 WIB

Berhasil Kabur dari Kamboja, Korban TPPO Asal Aceh Disambut Haji Uma di Bandara Kuala Namu

3 February 2025 - 14:22 WIB

Polres Aceh Utara Bagikan Nasi Gratis untuk Jamaah Shalat Jum’at

31 January 2025 - 16:55 WIB

Cegah Curanmor, Kapolsek Banda Sakti Imbauan Warga Gunakan Kunci Ganda

30 January 2025 - 16:57 WIB

Bir Ali Kembali Berangkatkan 50 Jamaah Umroh

26 January 2025 - 15:47 WIB

Kolaborasi TNI dan Pendidikan, Action Rimba IV Resmi Dibuka

24 January 2025 - 15:32 WIB

Trending di DAERAH