BANDA ACEH (RA) – Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri mengatakan, hasil penelitian Unsyiah tahun 2017, ibu-ibu di Aceh hanya 23 persen yang menyusui bayinya hingga berusia 2 tahun.
Hal itu disampaikan Sahidal pada kegiatan silaturahmi dengan wartawan di Banda Aceh, Senin (17/12) di kantor BKKBN Aceh.
Menurutnya, hasil survei Unsyiah membukti nilai-nilai pemahaman terhadap program BKKBN di Aceh masih kurang dan ini menjadi tugas dan fungsi BKKBN menyampaikan informasi dan menyebarluaskan ke masyarakat manfaat dari pemberi ASI.
Tentunya, untuk mencapai itu perlu kemitraan yang baik dengan wartawan untuk dapat menyampaikan program BKKBN sehingga diketahui masyarakat, baik masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Apalagi, program Kampung KB yang sudah 271 dicanangkan sangat membantu program BKKBN, tentunya peran media sangat berpengaruh dalam pelaksanaan di lapangan, sebab pelaksanaan program di Kampung KB melibatkan lintas sektor.
“Keberhasilan program Kampung KB bukan terletak di BKKBN, tetapi peran semua lintas sektor. Untuk Aceh hanya tiga kabupaten yang peduli yaitu Aceh tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat,” katanya.
Terkait penempatan tiga daerah di Aceh yang masuk dalam stunting yaitu Pidie, Aceh Tengah dan Aceh Timur. Sahidal yang didampingi Kabid Adpin Faridah, mengatakan penempatan tiga daerah stunting itu berdasarkan dari Kementerian Kesehatan dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK).
Untuk itu, ia berharap peran wartawan untuk menyampaikan penting sosialisasi bagi pasangan muda atau calon pengantin, ataupun ibu hamil untuk memenuhi gizi, sehingga tiga daerah yang ditetapkan stunting dapat hilang.
“Stunting itu tinggi badan dan tumbuh kembang bayi tidak sesuai. Bukan karena keturunan, namun karena faktor kesehatan karena kurangnya gizi ibu hamil,” katanya. (bai)