PIDIE JAYA (RA) – Sejak bulan Januari hingga akhir bulan Desember 2018, Pemerintah Pidie Jaya melalui Dinas Kesehatan dan KB, berhasil menekan angka penyakit DBD (Demam Berdarah) yang signifikan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Pidie Jaya, H.Said Abdullah, SH, MKM, saat itu didampingi Kabid PMK, Eddy Azwar, M.Kes, Rabu, (26/12), seusai mendata semua kasus DBD di Pidie Jaya sepanjang tahun 2018.
Dikatakan Said Abdullah, 10 kasus DBD ditangani selama rentang waktu Januari-Desember 2018 dimaksud tersebar di 3 Kecamatan, yaitu 6 kasus di Kecamatan Bandar Baru, 1 Kasus di Kecamatan Panteraja dan 3 kasus di Kecamatan Bandar Dua.
Lebih lanjut Said Abdullah mengatakan kasus DBD terjadi penurunan cukup signifikan dibandingkan Tahun 2017 lalu. Tahun 2017 jumlah kasusnya mencapai 117 kasus.
Dijelaskannya, ini dikarenakan pihaknya fogging focus di daerah rawan kasus DBD, disamping itu juga penyuluhan rutin oleh petugas puskesmas di lapangan. Mereka juga melakukan penyuluhan melalui radio bersama Tim Eumpang Breuh Bang Joni dan Mando Gapi.
Penyuluhan diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus dan juga membudayakan kembali gotong royong, karena nyamuk aedes agypti hidupnya di kaleng-kaleng bekas, ban bekas, pot bunga, dispenser dan bekas makanan ternak dan sebagainya
“Fogging tidak menyelesaikan masalah karena hanya membunuh nyamuk dewasa, jentik-jentik nyamuk tidak mati. Solusi terbaik adalah membersihkan lingkungan sekitar agar tempat perindukan nyamuk tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa,” ungkap Said Abdullah.
Sementara pada tahun 2018, pelaksanaan foging telah dilakukan di 65 gampong. Rinciannya meliputi foging fokus sebanyak 47 Gampong, dan foging kasus, 10 Gampong, dan foging siklus di 8 Gampong. (amz/min)