class="post-template-default single single-post postid-22251 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

NASIONAL · 15 Sep 2019 09:33 WIB ·

Dampak Karhutla, Kualitas Udara di Riau Paling Tidak Sehat


 Pengendara menembus kabut asap yang peka dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap karhutla di mana dalam tiga hari belakangan ini kabut asap semakin parah dirasakan masyarakat di kota itu. (MHD AKHWAN/RIAUPOS) Perbesar

Pengendara menembus kabut asap yang peka dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap karhutla di mana dalam tiga hari belakangan ini kabut asap semakin parah dirasakan masyarakat di kota itu. (MHD AKHWAN/RIAUPOS)

Harianrakyataceh.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera berdampak negatif terhadap kualitas udara. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang terpantau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sabtu (14/9) menunjukkan kualitas udara terburuk terjadi di wilayah Pekanbaru, Riau.

“Terkait dampak karhutla, rekapitulasi Data P3E Sumatera KLHK dan Dinas LHK Provinsi Riau pada pukul 07.00 – 15.00 WIB (14/9) mencatat ISPU tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam keterangannya, Minggu (15/9).

Agus menjelaskan, angka 101 – 199 mengindikasikan kondisi kualitas udara tidak sehat. Jumat (13/9) lalu, kualitas udara di wilayah Riau pada kondisi sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Data juga menunjukkan kualitas udara di provinsi lain, seperti Jambi (123), Kepulauan Riau (89), Sumatera Selatan (51), Sumatera Barat (46) dan Aceh (14).
Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0-0), sedang (51-100), tidak sehat (101-199), sangat tidak sehat (200-299), dan berbahaya (lebih dari 300).

Oleh karenanya, untuk menangani Karhutla tersebut, BNPB mengerahkan
tujuh helikopter untuk pengeboman air dan patroli dikerahkan untuk wilayah Provinsi Riau.

“Terhitung dari 19 Februari 2019 hingga 31 Oktober lalu, lebih dari 124 juta liter air digelontorkan untuk pengemboman air dan lebih dari 159 garam untuk operasi hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC),” ucap Agus.

Agus menyebut, luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau menurut catatan BNPB mencapai 49.266 hektare. Sejumlah luas lahan terbakar lahan gambut seluas 40.553 hektare dan mineral 8.713 hektare.

“Karhutla yang masih terus berlangsung ini mengakibatkan dampak yang luas selain kerusakan lingkungan dan kesehatan, juga aktivitas kehidupan warga masyarakat,” ujar Agus.

BNPB berharap, pemerintah daerah tidak hanya bermain dengan kata-kata, tetapi melakukan tindakan nyata.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Muhammad Ridwan

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan

4 February 2025 - 15:01 WIB

Terima Kunjungan PBNU di Istana Merdeka, Presiden Prabowo Bahas Kontribusi NU bagi Kemajuan Bangsa

3 February 2025 - 19:21 WIB

Peringati Isra Mi’raj 1446 H Ribuan Santri Ponpes Darunnajah Gelar Khataman Al Aquran Serentak Se Indonesia Dalam Sehari

27 January 2025 - 16:27 WIB

Jusuf Kalla Komunikasi dengan Hamas Untuk Bangun 10 Masjid di Gaza

26 January 2025 - 07:03 WIB

Fuqaha Turut Berdukacita atas Wafatnya Qari Internasional KH Ahmad Muhajir

24 January 2025 - 21:22 WIB

BUMN Bergerak Dukung Percepatan Makan Bergizi Gratis

22 January 2025 - 16:48 WIB

Trending di NASIONAL