Laporan Imran Joni
Saya sangat tertarik ucapan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah ‘Sekarang Kadin Saya Bawa kemana-mana’, saat pelantikan Ketua Kadin Aceh, Sabtu (14/9) malam di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.
Artinya apa yang disampaikan Nova, kira-kira begini’ Kadin Aceh ini harus kita perkenalkan kembali sama orang lain untuk bisa bekerjasama dalam program apapun demi kemajuan bersama’.
Kadin yang baru ini adalah hasil rekonsiliasi’ artinya Kadin bersatu kembali. Dimana selama ini sangat tertutup atau bisa disebut ‘mati suri’. Mulai sekarang sudah saatnya bangkit.
Kedua penilaian itu kalau dilihat dalam keseharian ada juga benarnya. Kantor Kadin berlantai empat yang terletak di jalan Taman Makam Pahlawan, Kampung Ateuk Banda Aceh sama sekali tidak ada aktifitas apapun.
Yang kedua adalah Ketua Umum Kadin Aceh sebelumnya Firmandez juga anggota DPR RI dan jarang pulang ke Aceh. Meski ada Wakil Ketua atau Sekretaris dalam menjalankan roda organisasi kesehariannya justru kurang berjalan akibat kurang diberikan kepercayaan.
Inilah yang membuat Kadin Aceh selama hampir 14 tahun (2005-2019) tak ada momen apapun dalam membangkitkan maupun membangun dunia usaha di Aceh.
Berbicara Kadin ke depan, maka dibawah pimpinan Makmur Budiman-seorang pengusaha sukses asal Montasik, Aceh Besar menjadi tumpuan bagi Pemerintah Aceh untuk mampu bersanding dengan pengusaha nasional dan internasional sehingga Aceh maju sesuai dengan visi misi Irwandi-Nova sejak terpilih Juli 2017 lalu.
‘Saya berharap diakhir 2022 nanti Kadin Aceh sudah berdiri sendiri dan sebaliknya bawa jalan Pemerintah Aceh dengan saat bisnis,’ pinta Nova kepada Makmur.
Perjalanan Plt dan ikut Kadin Aceh ke Moskow, Korea, Turky dan Australia paling tidak ada satu yang lengket dan mau investor menanamkan modalnya di Aceh. Pemerintah Aceh hanya mendukung dari belakang baik dalam hal administrasi yang singkat serta penyediaan sarana dan lahan agar mudah membangun.
Pemerintah Aceh telah membuka ruang dalam penanaman investasi di Aceh. Kini sudah ada badan usaha baru yakni Kawasan Industri Aceh (KIA) yang berada di Ladong, Aceh Besar.
Badan ini merupakan otonom dalam menjalankan dan mencari investor ke Aceh.
“Kita beri investor kemudahan dengan lahan gratis untuk kawasan industri. Dan, juga jaminan administrasi satu pintu serta tidak ada pungutan apapun,” kata Direktur KIA Zubir Sahim.
Kita terus memberikan kemudahan agar kepastian dan jaminan untuk aman berinvestasi ada di Aceh sebagai jalur srategis laut internasional, ujar mantan Kepala BPKS Sabang itu. Semoga.