class="post-template-default single single-post postid-24684 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Pj Keuchik Belum Dicopot, Kisruh Tumpok Teungoh Belum Berakhir Ilmuwan Berhasil Kembangkan Otak Simpanse Tercanggih Ratusan Tenaga Non-ASN Desak Diangkat P3K Penuh Waktu DPR Aceh Segera Panggil BKA PNL dan PGE Sepakat Pengembangan SDM Migas Unggul Pj Wali Kota dan Kapolres Lhokseumawe Ikut Vicon Rakor Ketahanan Pangan 2025

UTAMA · 18 Dec 2019 14:53 WIB ·

Nasir Djamil: Sebagai Anggota Dewan HAM PBB dan Negara Mayoritas Muslim, Indonesia Mesti Bersikap Tegas Atas Isu Uighur


 Ketua Forbes DPR RI dan DPD RI asal Aceh Nasir Djamil, (Muhamad Ridwan/JawaPos.com) Perbesar

Ketua Forbes DPR RI dan DPD RI asal Aceh Nasir Djamil, (Muhamad Ridwan/JawaPos.com)

JAKARTA (RA) – Anggota Komisi III DPR-RI yang membidangi Hukum dan HAM meminta pemerintah Indonesia agar segera mengambil sikap tegas dalam memastikan penghormatan dan perlindungan HAM terhadap etnis Uighur yang disinyalir mengalami penindasan yang sistematis oleh otoritas Tiongkok dalam kurun waktu beberapa tahun ini.

“Sebagai Anggota Dewan HAM PBB, Indonesia harus berani mengambil sikap dan langkah diplomasi yang tegas serta mendesak anggota Dewan HAM PBB untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini secara bersama- sama”. Desak Nasir Djamil, Rabu (18/12).

Menurut politisi PKS ini, posisi Indonesia sebagai Anggota Dewan HAM PBB sangatlah strategis untuk mengadvokasi isu pelanggaran HAM terhadap etnis Uyghur. Mengingat sebagai anggota Dewan HAM PBB, Indonesia dapat mengajukan pembentukan Tim Investigasi yang bertugas mencari fakta guna menggambarkan keadaan dan situasi secara utuh terkait pelanggaran HAM yang terjadi sana.

“Banyak sekali informasi yang berseliweran, baik di media sosial, media nasional maupun internasional. Namun, kita tidak tahu pasti kondisi terkini di sana. Oleh karenanya Indonesia harusnya berinisiatif mengusulkan tim Task Force atau Gugus tugas yang nantinya melakukan investigasi dan penyelidikan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur,” sebut Nasir.

Lebih lanjut, politisi asal Aceh ini menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kewajiban moral yang besar karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di Dunia.

“Berdasarkan informasi media, salah satu alasan penindasan yang terjadi disana dikarenakan keyakinan (agama) yang dianut oleh etnis Uighur, oleh karenanya sebagai negara mayoritas penganut agama Islam, Indonesia memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar untuk turut andil dalam penyelesaian masalah ini” tambah Nasir.

Nasir berharap penghormatan dan perlindungan HAM bagi entis Uyghur dapat di capai dengan cepat dan tepat mengingat permasalahan HAM terutama pelanggaran HAM yang dilatari agama atau kepercayaan adalah bentuk kejahatan luar biasa terhadap kemanusian. (ra)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pj Keuchik Belum Dicopot, Kisruh Tumpok Teungoh Belum Berakhir

15 January 2025 - 20:01 WIB

Ketua DPRA Serahkan Berkas Pengesahan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih ke Wamendagri

15 January 2025 - 18:13 WIB

Ketua KIP Aceh Bertemu Wamendagri

15 January 2025 - 18:07 WIB

Tenaga Non-ASN Pemerintah Aceh Desak Kepastian Pengangkatan sebagai PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 16:37 WIB

Tenaga Non ASN R2 dan R3 Demo Kantor Bupati Aceh Utara, Tuntut Diangkat PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 09:16 WIB

PGRI Aceh akan Laksanakan Konferensi Provinsi

13 January 2025 - 19:09 WIB

Trending di UTAMA