class="post-template-default single single-post postid-24912 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk Keuchik Aceh Tuntut Masa Jabatan 8 Tahun Pemuda Panca Marga Ranting Muara Satu Donasi untuk Palestina

NANGGROE TIMUR · 30 Dec 2019 07:05 WIB ·

Komunitas Seni Refleksi 15 Tahun Smong Aceh


 BAHTIAR HUSIN/RAKYAT ACEH
Penampilan teater Komunitas Seni Rajut dengan tema Perbesar

BAHTIAR HUSIN/RAKYAT ACEH Penampilan teater Komunitas Seni Rajut dengan tema "Gelombang Amarah", Sabtu malam (28/12).

LANGSA (RA) – Memperingati 15 tahun bencana gempa dan Smong (tsunami-red) Aceh, Komunitas Seni Rajut Kota Langsa menggelar refleksi bencana dahsyat tersebut dengan gelaran teater treatikal detik-detik terjadinya bencana di Stroom Café Langsa, Minggu (29/12).

Kegiatan yang digelar pada Sabtu (28/12) malam tersebut dihadiri oleh ratusan warga dan tokoh seniman Kota Langsa.

Selain menampilkan teater dengan mengetengahkan tema “Gelombang Amarah”, Smong Aceh, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi dan penampilan seni lainnya.

Ketua panitia refleksi 15 tahun Smong Aceh, Muhammad Arifin mengatakan, rangkaian teater dan gelaran seni lainnya ini dimaksudkan untuk mengenang musibah besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

“Smong Aceh adalah bencana yang sangat besar dan terdahsyat terjadi di dunia ini, karenanya setiap tragedi yang terjadi didalamnya wajib untuk kita ingat sebagai pelajaran dan doa, semoga bencana besar ini tidak terulang kembali,” sebut Arifin.

Sementara itu, Ketua Komunitas Seni Rajut Kota Langsa, Rahmat Hidayat mengatakan, gempa dan tsunami Aceh telah berlalu di 2004 lalu. Namun sampai saat ini masih menyisakan kesedihan mendalam bagi masyarakat Aceh khususnya, bahkan dunia.

“Ratusan ribu nyawa hilang, rumah dan bangunan musnah dalam sekejab terjangan dahsyat Smong, sungguh ini bencana yang sangat dahsyat dari Allah.

Tentunya kita harus mengambil pelajaran dari setiap detik bencana tersebut, karenanya refleksi 15 tahun Smong, kita lakukan untuk mengenang dan menceritakan bencana tersebut dalam bentuk karya seni kepada khalayak dari berbagai golongan, sehingga kita bisa mengingatnya kembali,” sebut Rahmat. (dai/bai)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

4 February 2025 - 18:06 WIB

Pemuda Panca Marga Ranting Muara Satu Donasi untuk Palestina

2 February 2025 - 17:27 WIB

Ceulangiek Minta Pemerintah Angkat Tenaga R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu 

29 January 2025 - 16:57 WIB

Walikota-Wakil Walikota Terpilih Hadiri Peresmian Dayah Madinatuddiniyah Al Mukarramah

29 January 2025 - 16:26 WIB

Mahasiswa KKN 145 Unimal Gali Potensi Desa Matang Munye Lewat Kerajinan Anyam Tikar

29 January 2025 - 13:35 WIB

Satpol PP Bireuen Sukses Tertibkan Bangunan Liar Tempat Tinggal Gelandangan

27 January 2025 - 17:07 WIB

Trending di NANGGROE TIMUR