Dewan Minta Pemkab Antisipasi
MEUREUDU (RA) – Tiga unit bangunan dan rumah warga Gampong Pulo Lhok, Kecamatan Meureudu terancam amblas ke sungai. Pasalnya, hampir 800 meter bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kreung Meureudu tergerus erosi.
Pantauan wartawan Rakyat Aceh, Rabu (5/2), jarak antara tiga bangunan dan rumah warga yang bersisian dengan bantaran sungai yang telah digerus derasnya erosi DAS Kreung Meureudu tingga 50 CM. Sehingga sangat dibutuh penangan cepat dan segara supaya bangunan dan rumah warga tersebut terselematkan, selain lahan-lahan warga.
Menurut informasi, ketiga rumah dan bangunan warga yang terancam tersebut adalah milik T. Barzaini, rumah Zubaidah Basyah dan rumah milik Wahed. Bahkan sejumlah kuburan telah amblas ke sungai.
Untuk menangani persoalan dan menyelamatkan rumah warga tersebut, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie Jaya melihat langsung dampak parahnya akibat erosi Kreung Meureudu tersebut.
Dalam kunjungan yang dilakukan, Rabu (5/2) kemarin para anggota dewan meminta dinas terkait untuk menangani erosi secara darurat supaya tiga rumah warga yang terancam itu terselamat.
“Kami minta dinas terkait, dalam hal ini Dinas PU dan BPBD untuk secepatnya menangani bantaran sungai yang mengancam rumah warga secara darurat dulu,” kata Ketua Komisi D DPRK Pidie Jaya, Edi Saputra.
Selain Edi Saputra, anggota Komisi D lainnya juga turut ikut meninjau dampak erosi itu, yaitu Bustami Hs, Saiful Anwar dan Yusri Abdullah yang turut didampingi Dinas terkait, yaitu Dinas PU dan BPBD dan keuchik, imum mukim dan tokoh masyarakat setempat.
Untuk menangani darurat bantaran sungai yang telah digerus erosi itu, anggota komisi D menyarankan supaya dipasang pokok kelapa sebagai penahan erosi. Begitu juga, di beberapa titik sungai juga perlu dilakukan normalisasi yang sendimen dibuang ke dalam celah penahan dari pokok kelapa.
“Saran kami, untuk sementara penangan darurat dapat dipasang pokok kelapa, karena akan lebih kuat daripad bambu yang telah dipasang itu,” demikian imbuhnya. (san/slm)