class="post-template-default single single-post postid-25960 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

UTAMA · 10 Feb 2020 10:26 WIB ·

Gampong Siem Sentra Kerajinan Tenun Aceh


 Plt Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati, menghadiri penyerahan bantuan alat dan pelatihan dasar menenun dari Bank Indonesia kepada kelompok tenun di Aceh Besar, di rumah tenun Nyak Mu, Gampong Siem, Darussalam, Aceh Besar, Senin, 10/02/2020. Perbesar

Plt Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati, menghadiri penyerahan bantuan alat dan pelatihan dasar menenun dari Bank Indonesia kepada kelompok tenun di Aceh Besar, di rumah tenun Nyak Mu, Gampong Siem, Darussalam, Aceh Besar, Senin, 10/02/2020.

ACEH BESAR (RA) – Gampong Siem, di Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, dikenal sebagai sentra produksi kerajinan tenun Aceh. Di desa itu, secara turun temurun kemampuan menenun diwariskan kepada generasi penerus.

Adalah Dahlia, salah satu penenun di Gampong Siem. Ia merupakan anak dari almarhumah ibunya, yakni Maryamu Ali, atau akrab disapa Nyak Mu.

Nyak Mu merupakan salah seorang penenun tersohor dari Desa Siem. Ia pernah menerima penghargaan UPAKARTI dari Presiden Soeharto pada tahun 1992, sebagai pengrajin yang berdedikasi tinggi melakukan berbagai upaya yang sangat luar biasa dalam pengembangan industri kecil dan menengah serta membuka lapangan kerja.

“Almarhum Nyak Mu juga sudah pernah diundang ke istana negara,” kata Dahlia.

Dahlia mengatakan, kerajinan tenun Aceh itu mulai digeluti Nyak Mu sejak tahun 1973. Saat itu, para pengrajin dari berbagai kabupaten kota di Aceh juga datang belajar kepada ibunya. Tenun Nyak Mu pun mulai tersohor baik ke tingkat nasional maupun internasional.

Namun, saat konflik Aceh mendera antara tahun 1999 – 2004, produksi kerajinan tenun Nyak Mu sedikit melamban. Sebab, Desa Siem merupakan salah satu basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Selain konflik, musibah tsunami juga menjadi alasan produksi tenun Nyak Mu mulai menurun.

“Ibu meninggal tahun 2009 lalu, dua tahun setelahnya kami mencoba memulai kembali usaha kerajinan tenun Aceh ini,” ujar Dahlia.

Dahlia mengaku sangat berterimakasih dan mengapresiasi bantuan Bank Indonesia untuk para pengrajin di desanya itu. Ia berharap, pemerintah juga bisa terus membantu para pengrajin, baik membina maupun memasarkan barang produksi.

“Selama 10 hari ke depan, saya dipercayakan oleh Bank Indonesia untuk melatih para pengrajin baru yang menerima bantuan tersebut,” kata Dahlia. (Ra)

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Akomodir Rapat Yayasan MIM Langsa yang Diduga Langgar Anggaran Dasar, Notaris di Aceh Besar Dilaporkan ke MPD

5 February 2025 - 07:11 WIB

Bertemu Mendagri, Pj Gubernur Aceh dan Ketua DPR Aceh Bahas Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih

4 February 2025 - 21:30 WIB

Jelang Ramadan, Presiden Prabowo Pastikan Stok Pangan Nasional Aman

4 February 2025 - 15:44 WIB

Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan

4 February 2025 - 15:01 WIB

Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk

4 February 2025 - 14:22 WIB

Keuchik Aceh Tuntut Masa Jabatan 8 Tahun

4 February 2025 - 14:17 WIB

Trending di METROPOLIS