class="post-template-default single single-post postid-26086 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Polres Bireuen Ungkap Tiga Kasus dan Amankan Empat Pelaku Owner PT Bir Ali Tour & Travel Raih Penghargaan Pin Emas Kamulyan Polres Bireuen Tangkap Pelaku Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Puting Beliung Porak-poranda 8 Rumah Warga Meulaboh Aster Kodam IM Cek Serapan Gabah di Aceh Utara 

POLITIKA · 14 Feb 2020 07:56 WIB ·

Eks Petinggi GAM Tagih Utang Perdamaian ke Jokowi


 Eks Petinggi GAM Tagih Utang Perdamaian ke Jokowi Perbesar

JAKARTA (RA) – Eks petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Mahmud dan Muzakir Manaf menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (13/2).

Malik mengatakan, dalam pertemuan itu dirinya membahas soal utang negara atas perdamaian yang terjadi di Aceh. Pemerintah Indonesia dan GAM, dalam menyelesaikan konflik di Aceh, meneken MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.

“Kami beri masukan kepada beliau bahwa perdamaian Aceh sudah berlalu 15 tahun. Ada beberapa poin di MoU yang belum selesai. Kami harap supaya pemerintah selesaikan semuanya agar berjalan dengan baik,” kata Malik usai bertemu Jokowi.

Malik mengungkapkan beberapa utang yang belum diselesaikan dalam MoU. Di antaranya masalah pemberian tanah terhadap bekas GAM, Pemerintahan Daerah Aceh, ekonomi dan soal investasi.

“Ini yang harus kami minta supaya diperhatikan bersama bagaimana untuk selesaikan semuanya,” jelas dia.

Malik merasa apa yang disampaikannya kepada pemerintah diterima dengan baik dengan Presiden Jokowi. Bahkan, kata Malik, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditunjuk untuk mempelajari dan mencari solusi terbaik.

“Beliau ini, Pak Moeldoko, ada di sini. Saya dengar tadi diinstruksikan supaya dipelajari. Nanti kami akan duduk bersama, mungkin tiga bulan sekali untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan,” kata pria kelahiran Singapura ini.

Presiden Tunjuk Moeldoko Selesaikan Persoalan Aceh
Terkait permasalahan yang diajukan para eks pimpinan GAM tersebut, Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dirinya dengan tim dari Aceh.

Pada kesempatan tersebut Muldoko menanggapi terkait harapan pembangunan dan ekonomi Aceh yang belum signifikan dalam 15 tahun perjanjian damai antara RI dan GAM.

“Dalam 15 tahun ini, kan, pembangunan Aceh juga tidak signifikan, dan masyarakat Aceh merasakan kurang adanya perubahan. Untuk itu, kita akan koordinasi dengan tim yang ada di Aceh untuk membuat langkah-langkah,” kata Moeldoko.

Moeldoko juga mengatakan, Presiden Jokowi ingin ada perubahan signifikan dalam hal pembangunan di Aceh. Sebab, menurut Moeldoko, pembangunan yang masif akan memancing investor untuk percaya kepada wilayah Serambi Mekah itu.

“Ini berkaitan dengan persepsi yang telah terbangun oleh para investor bahwa situasi di Aceh begini-begini dan seterusnya. Padahal sesungguhnya Aceh aman-aman saja,” kata dia.

Moeldoko juga ingin melihat aturan-aturan lokal di Aceh. Sebab, Moeldoko menangkap Presiden Jokowi menginginkan adanya perubahan regulasi agar memancing pertumbuhan di Aceh.

“Presiden menunjuk KSP untuk menangani berbagai isu-isu ini dalam tiga bulan ke depan sudah ada formula-formula yang bisa menjadi solusi,” jelas dia. (tan/jpnn/min)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

PAN Banda Aceh Buka Pendaftaran Formatur untuk Ketua DPD

11 March 2025 - 23:32 WIB

Gaji Tenaga Kontrak di Aceh Cair Jelang Meugang, PUSDA Apresiasi Langkah Cepat Mualem dan Dek Fadh

27 February 2025 - 16:09 WIB

Puan Hadiri Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Pada Kamis Siang

27 February 2025 - 15:50 WIB

Presiden Prabowo: Persatuan Kunci Bangun Indonesia yang Adil dan Makmur

26 February 2025 - 14:03 WIB

Beredar Video, Hasto Ungkap Sebut Jokowi Jadi Biang Upaya Pelemahan KPK demi Bobby dan Gibran

23 February 2025 - 16:57 WIB

Fraksi Gerindra Sikap Pernyataan Ketua DPRA Terkait Penunjukan Plt Sekda Aceh 

22 February 2025 - 18:21 WIB

Trending di POLITIKA