REDELONG (RA) – Harga kopi di Gayo kembali turun drastis, capai harga terendah yakni Rp5.000-6.000. Padahal, masyakat baru akan memasuki panen raya yang diperkirakan mulai bulan September mendatang.
Arwindi Nosra, salah seorang pengepul kopi, menyampaikan, harga kopi arabika gelondong saat ini berkisar antara Rp5.000 sampai Rp6.000 per bamboo, sementara untuk harga kopi dasar hanya Rp40.000 per kilogram.
Disebutkannya, selain kualitas kopi perdana yang kurang bagus saat ini, harga jual kopi turun juga dipengaruhi pandemic COVID-19. “Informasi kami dengar, permintaan kopi di luar negeri menurun sementara stok kopi sebelumnya juga masih banyak,” ungkapnya.
Menurutnya, perekonomian masyarakat Gayo saat ini sudah di ujung tandung, sebab kopi merupakan salah satu sumber pengahasilan utama masyarakat gayo.
“Hampir 80 persen masyarakat di Gayo berprofesi sebagai petani dan harga saat ini tentu sangat merugikan petani” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini petani kopi mulai panen perdana dan hasilnya juga tidak terlalu banyak. “Dalam satu hektar kopi, baru ada hasil panen sekitar 3-5 kaleng saja. Baru akan mulai banyak diperkirakan bulan depan” kata Windi.
Untuk itu, Windi berharap, adanya upaya pemerintah untuk mendongkrak harga kopi petani agar dapat kembali stabil. (uri/min)