ACEH TAMIANG (RA) – Keluarga Besar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Tamiang sedang berkabung. Orang nomor satu di dinas tersebut berpulang ke rahmatullah.
Tokoh pendidikan bernama lengkap Drs Zulkarnain Putra, M.Si ini tutup usia 54 tahun 10 Safar 1442 Hijriyah atau Minggu 27 September 2020 sekitar pukul 19.00 WIB, di RSUD Aceh Tamiang sebab akibat sakit.
Amatan Harian Rakyat Aceh di rumah duka, Kampung Paya Bedi, Kecamatan Rantau, sejak minggu malam sudah ramai pelayat dari keluarga, kolega dan tetangga berdatangan untuk belasungkawa. Mengalir juga ucapan duka cita dari rekan kerja kalangan ASN dan sahabat Almarhum menulis lewat dinding medsos WhatsApp maupun Facebook.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Selamat jalan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Atam. Selamat jalan sahabat Drs Zulkarnain Putra, M.Si,” tulis Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas), Bambang Supriyanto di akun Facebook-nya.
Saat dihubungi Rakyat Aceh, Minggu (27/9) malam sekitar pukul 08.10 WIB, Bambang sedang berada di rumah duka menunggu jenazah tiba untuk disemayamkan. “Iya Pak Kadis meninggal. Saya ini sedang di rumah duka, Paya Bedi,” tuturnya.
Sebagai sohib Almarhum, dia merasa sangat kehilangan, karena selain atasan, Kepala Disdikbud Atam adalah sahabatnya. Ia menilai Zulkarnain Putra sosok kepala dinas yang tegas, selalu membimbing, membagi ilmu dan memperlakukan anak buah sebagai teman.
“Banyak kenangan yang kita lalui bersama. Semoga Almarhum tenang di sisi Allah SWT. Semoga husnul khotimah,” doa mantan Kepsek berprestasi ini.
Lebih lanjut, Bambang Supriyanto mengaku terakhir bersama Kadis saat mereka memimpin rapat kerja yaitu pada hari Senin (21/9) pekan lalu. Bambang sempat memperhatikan kondisi atasannya itu kelihatan lelah dengan keringat bercucuran, sehingga Bambang sampai menyiapkan tisu banyak untuk menghapus keringat Kadis.
“Di sinilah kita semakin tau kalau Kadis adalah sosok pimpinan yang bertanggungjawab terhadap tugas. Beliau selalu memanggil Kabid atau Kasi (bawahan) dengan sebutan dinda, panggilan itu sebagai bentuk perlakuan seorang sahabat,” kenang Bambang.
Informasi diperoleh, Kadis Pendidikan pada hari Jumat (25/9) terlihat masuk kantor sebentar, bahkan sempat minum kopi bersama teman sesama Kadis. Pada Minggu sore Zulkarnain Putra masuk rumah sakit. Dia dikabarkan mengalami sakit demam dan sempat dirawat infus di rumah selama enam hari. Sang Kadis hanya tiga jam di rawat, masuk RSUD pukul 16.00 WIB dan menghembuskan nafas terakhir pukul 19.00 WIB.
Mendiang Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Zulkarnain Putra meninggalkan seorang istri dan tiga anak terdiri dua putri dan satu putra.
Sementara pada Senin (28/9) pagi sekitar pukul 10.00 WIB baru dilakukan Sholat jenazah di Masjid Al-Ikhwan Kampung Paya Bedi. Tampak Bupati Aceh Tamiang H Mursil dan ratusan masyarakat ikut men-Shalatkan jenaza Zulkarnain Putra. Rencana jasad Almarhum Zulkarnain Putra akan dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) kampung setempat.
Prosesi pemakaman dilakukan secara normal oleh warga. Tidak tampak petugas Satgas Covid-19 memakai APD memikul keranda mayat. Ini menandakan mendiang meninggal dunia tidak sedang terpapar Covid-19 seperti yang diisukan.
“Jumlah jemaah yang men-Shalatkan jenazah almarhum Pak Zul lebih kurang 500 orang, Masjid sampai penuh,” ucap Ahmad, ASN Dinas Syariat Islam usai mengikuti Shalat mayit tersebut.
Bupati Mursil atas nama masyarakat Aceh Tamiang mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya, karena masyarakat khususnya dunia pendidikan telah kehilangan tokoh yang seluruh hidup dan kemampuannya dikerahkan untuk memajukan pendidikan di Aceh Tamiang.
“Beliau tidak hanya bertugas untuk Pemkab Aceh Tamiang, tapi untuk dunia pendidikan demi mencerdaskan masyarakat Aceh Tamiang,” ujar Mursil.
Selaku pimpinan daerah, ia sangat kehilangan sosok Kadis Pendidikan seperti Zulkarnain Putra. Bupati mengulas, terakhir kali program Dinas Pendidikan yang sedang gencar-gencarnya diterapkan yaitu “Konsultasi Belajar” di Masjid dan Mushola di masa pandemi Covid-19. Program ini mendapat dukungan Bupati untuk mengatasi belajar sistem Daring yang dianggap menyulitkan guru dan siswa.
“Beliau sedang galak-galaknya memperhatikan dan evaluasi masalah program konsultasi belajar itu, tapi hari ini beliau (Zulkarnain Putra) sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Kita sangat kehilangan,” tutup Bupati Mursil. (mag86/ra)