harianrakyataceh.com – Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjelaskan, kepengurusan PMI Aceh sempat vakum sejak PMI Pusat membekukan kepengurusan PMI Provinsi Aceh pada 9 Oktober 2020 lalu.
Dengan berbagai pertimbangan, kata Nova, untuk mengisi kekosongan pengurus kemudian dibentuk tim Pelaksana Tugas Kepengurusan PMI Provinsi Aceh, sampai terbentuk kepengurusan yang dilantik, Selasa (29/12/2020).
“Dalam kondisi apapun, kepengurusan PMI tidak boleh kosong. Hal ini menandakan betapa pentingnya organisasi ini di tengah-tengah masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya,” kata Nova dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Aceh Taqwallah.
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan, PMI disebut punya peran penting dalam mengemban misi kemanusiaan bagi masyarakat. Organisasi ini juga dikatakan selalu berada di garda terdepan dalam kondisi apapun, misalnya saat bencana alam, membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan, memberikan pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial lainnya.
“Keberadaan dan kiprah PMI di Aceh, telah terbukti dalam banyak hal, terutama saat bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya. Salah satu contoh, para relawan PMI di Aceh menunjukan solidaritas dan soliditas dalam bekerja untuk kemanusiaan tanpa pamrih saat bencana besar Tsunami melanda Aceh, pada 26 Desember 2004 silam,” sebut Nova.
Nova bercerita, PMI kemudian mengambil momen setiap tanggal 26 Desember sebagai Hari Relawan PMI, yang ditetapkan sejak tahun 2005 silam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Eksistensi PMI di Aceh, lanjut Nova, tidak hanya terlihat kala musibah Tsunami saja. Sejarah mencatat, organisasi ini menjadi yang terdepan dalam bekerja untuk kemanusiaan di masa konflik Aceh, tanpa melihat latar belakang korban dari kalangan warga maupun dari pihak yang bertikai kala itu.
PMI di Aceh juga disebut terus menunjukkan aktivitasnya sampai saat ini dalam situasi apapun. Salah satu yang menjadi kegiatan mulia sehari-hari organisasi ini, yaitu terus berusaha mengumpulkan darah bagi kebutuhan pasien di rumah sakit, siaga bencana dan turut serta membantu penanganan bencana alam, seperti yang sedang terjadi di beberapa wilayah Aceh.
PMI juga turut serta dalam agenda-agenda pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Aceh. Melakukan sosialisasi, kampanye bersama, menjadi relawan Satgas Penanganan COVID-19, sampai kegiatan sosial untuk membantu mereka yang terjangkit virus tersebut.
Dalam sambutannya Nova juga mengatakan, Pemerintah Aceh berkomitmen kuat dalam mendukung keberadaan dan kegiatan PMI. Hal ini telah ditunjukkan sejak lama, Pemerintah Aceh dan PMI terus seiring dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.
“Salah satu bentuk dukungan atas kerja-kerja PMI, saya selaku Gubenur Aceh telah menginisiasi aksi donor darah rutin bagi seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Aceh, secara berkala sejak 27 Mei 2020. Aksi ini, telah mampu mengisi kekosongan stok darah di PMI untuk kebutuhan para pasien rumah sakit, di tengah pandemi COVID-19,” kata Nova.
Nova menegaskan, Pemerintah Aceh dan PMI Aceh adalah dua bagian komponen yang tidak terpisahkan, terutama terkait dengan kegiatan sosial, dengan saling mendukung dan membangun koordinasi agar berbagai tugas kerelawanan dan kemanusiaan dapat dijalankan dengan baik.
Pada kesempatan itu Nova juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir. Kerja-kerja melawan virus disebut masih membutuhkan semangat kerelawanan para anggota PMI.
Karenanya, Nova mengajak pengurus baru PMI Aceh, untuk bersatu padu, bahu membahu bekerja memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (ra)