Harianrakyataceh.com – Pesepakbola asal Aceh Tamiang, Arif Nulhakim adalah kepingan penting dari tim PSDS Deli Serdang. Perannya dalam menjaga keseimbangan dalam menyerang dan bertahan di lini tengah, telah membawa tim berjuluk Traktor Kuning menjadi kampiun di Liga 3 Sumatra Utara. Setelah menang lewat drama adu penalti dengan YOB Belawan 5-3.
Momen tersebut terasa amat spesial baginya. Sebab ini kali perdana Arif mengikuti Liga 3 dan langsung juara. Selain menjadi bagian dari sejarah hidup, prestasi tersebut juga menjadi kado akhir tahun 2021, sekaligus menjadi obat penawar setelah gagal membawa daerahnya Aceh Tamiang lolos ke Pekan Olahraga Rakyat Aceh (PORA). Mereka terhenti di kualifikasi, Pra PORA.
“Capaian juara ini saya persembahkan untuk warga Deli Serdang, untuk warga Tamiang. Ini rasanya seperti balas dendam, setelah kegagalan di Pra PORA,” tutur Arif Nulhakim kepada Harian Rakyat Aceh, Selasa (21/12).
Bergabungnya gelandang yang mengaku mengidolakan Xavi tersebut ke PSDS Deli Serdang karena kebutuhan tim. Saat itu, tim dengan warna kebesaran kuning melaksanakan try out ujicoba dengan tim Pra PORA Aceh Tamiang. Usai laga, dirinya dipanggil dan diminta kesediaan untuk memperkuat lini tengah PSDS.
“Habis ujicoba dengan Aceh Tamiang, manajemen PSDS panggil, disuruh gabung. Langsung dikasih DP. Arif bilang, nanti aja Pak. Tapi yang bersangkutan bilang, udah ambil aja, kalau enggak kamu gak datang. Terus pelatih juga menyakinkan Arif bahwa dia butuh,” kenangnya.
Anak dari pasangan (Alm) Arsyadi Lubis-Andriani tersebut bukanlah wajah baru di blantika sepakbola Sumatra Utara. Tahun 2019 ia membela PSMS Medan di Soeratin regional Sumatra Utara, tapi tidak lolos fase grup, dan yang juara PSDS. Dari situ ia diajak bergabung dengan PSDS untuk bermain di nasional. Arif pun membawa PSDS hingga babak 8 besar, sebelum takluk dari PSS Sleman.
Baginya Sumatra Utara dan Aceh sama-sama punya ikatan emosional dengan hatinya. Di Aceh pernah berprestasi dengan membawa Serambi Mekkah juara I Kejurnas PPLP se-Indonesia tahun 2018. Kemudian terpilih memperkuat Persiraja U-20 meski tak bermain akibat pandemi. Ia juga dipromosikan ke senior, walau ujungnya berpisah jalan sebab saat itu, Persiraja sudah terlampau banyak pemain muda.
Sementara di Sumatra Utara, boleh dibilang tempat ia menempa banyak hal. Bahkan di ‘Kebun Bunga’, yang notabene nadinya sepakbola Sumatra Utara, sekaligus markas lain dari PSMS Medan, oleh para legenda dan pemerhati sepakbola, Arif sempat digadang-gadang dan dijuluki ‘The Next Legimin’, kapten yang mendedikasikan hidupnya untuk Ayam Kinantan.
“Selain Kota Medan, Deli Serdang bisa dibilang rumah kedua setelah Tamiang. Alhamdulillah juga udah tau orang soal Arif di sini, sebab pernah jadi kapten di junior PSDS dulu,” tutur Arif.
Ia menuturkan, PSDS sekarang berbeda dengan masa saat dirinya masih junior dulu. Kini, Traktor Kuning sudah mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Mulai dari bupati setempat, pengusaha, jajaran manajemen dan sebagainya. Hal tersebut dinilai menjadi kekuatan yang membawa mereka juara di Liga 3 Sumatra Utara, sekaligus modal ke Liga 3 Nasional.
“PSDS sekarang jauh lebih baik dari dulu. Dari Bupati, manajemen dan turunannya sangat memperhatikan. Bahkan kami pemain juga dijanjikan pekerjaan. InsyaAllah mungkin tahun 2022 sudah bisa diwujudkan. Janji tersebut menjadi motivasi lebih bagi pemain, dan semoga dapat direalisasikan. Amin,” harapnya. (icm/rif)
Berharap Bawa PSDS ke Liga 2
Kepedulian tersebut dibayar tuntas oleh para pemain dengan membawa PSDS juara I Liga 3 Sumatra Utara. Namun begitu, mereka menyadari ini baru awal. Pertaruhan sesungguhnya ada di Liga 3 Nasional dengan target utama; promosi ke Liga 2. “Sejujurnya enggak feeling sih kemarin juara, tapi memang target. Semoga PSDS tahun ini bisa promosi ke Liga 2,” kata Arif.
Menurutnya, walaupun sudah juara di regional Sumatra Utara, PSDS masih banyak kekurangan. Hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi tim pelatih dan manajemen. Kekeluargaan yang hangat, senior yang mengayomi menjadi kelebihan yang dimiliki tim tersebut. Arif sendiri merupakan salah satu pemain penting yang nyaris tak tergantikan dalam skema Pelatih Kepala PSDS, Syahrial Effendi.
Di laga final yang berkesudahan dengan hasil imbang, dan dilanjutkan adu penalti, Arif ditunjuk sebagai algojo pertama. Sebuah tanggungjawab yang berat. Tetapi dengan mental yang dimilikinya, pemain dengan tinggi 170 cm itu berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Cerita berbeda juga diungkapkan Arif. Melawan YOB Belawan sejatinya punya sisi romantisme. Dimana ia menghadapi sejumlah pesepakbola Aceh yang memperkuat tim berjuluk Hiu Pesisir. Meskipun tidak diberikan mandar khusus untuk menjaga siapa, Arif kerap kali berduel dengan bintang YOB, Maulana Khalidi. Pengalaman tersebut dinilainya cukup asik.
“Sama Khalidi duel terus. Selalu nempelin dia. Dia kan bahaya kalau dikasih ruang, pokoknya jangan sampe balik badan, karena emang kencang Khalidi itu. Jngan sampai dia bernafas, sampai akhirnya dia emosi dan kartu kuning,” terang Arif.
Rivalitas hanya di lapangan, usai peluit akhir ditiupkan wasit. Semua pemain Aceh yang merumput di babak grand final Liga 3 Sumatra Utara saling berangkulan, mereka melakukan foto bersama, sembari berbagi beberapa cerita kecil. (icm/rif)
Profil
Nama: Arif Nulhakim
Tanggal lahir: 10 Februari 2002
Tb: 170 Cm
Bb: 65 Kg
Posisi: Gelandang
Idola: Xavi Hernandez