Pada kesempatan tersebut, pihak Dinas Kesehatan Aceh Besar menjelaskan bahwa saat ini pengentasan stunting di Aceh Besar telah menjadi permasalahan yang cukup serius. Mengingat data stunting di kabupaten tersebut tergolong tinggi yaitu mencapai 32%.
Selanjutnya, ada beberapa kendala yang kerap dihadapi Tim Kesehatan Aceh Besar dalam pengentasan stunting ini. Di antaranya, tidak semua orang tua bersedia membawa anaknya ke Posyandu, sehingga mereka harus memeriksa dan mengukur kesehatan bayi langsung ke rumah. Selain itu, beberapa kasus stunting ini harus ditangani secara spesifik dengan pakar gizi.
Karena itulah, dalam kunjungan ini Iswanto berharap USK dapat menjalin kerja sama dengan Pemkab Aceh Besar untuk mengatasi masalah stunting ini. Sebab dirinya mengakui, USK memiliki sumber daya manusia atau para ahli yang berkompeten sehingga dapat berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Aceh Besar.
Sementara itu, Rektor menyambut baik dan sangat mengapresiasi atas komitmen Pemkab Aceh Besar untuk mengatasi stunting ini. Rektor mengungkapkan, selama ini USK telah berperan aktif dalam mengentaskan masalah stunting di Aceh. Di mana saat ini USK telah membentuk Tim Percepatan dan Penanggulangan Stunting, yang merupakan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan BKKBN untuk memberikan edukasi, advokasi dan strategi kepada stakeholder daerah lokus stunting.
“Insyallah, USK siap untuk bersinergi dengan Aceh Besar. Karena stunting ini telah menjadi perhatian serius USK selama ini,” ucap Rektor.